Indeks Masih Betah Bertahan di Zona Merah

Kamis, 11 Agustus 2016 – 07:11 WIB
IHSG. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengonfirmasi bakal betah di zona negatif dengan indikator stochastic dead-cross setelah konsolidasi cukup lama di area overbought.

Indeks pun diprediksi masih akan melanjutkan koreksi. Sejumlah indikator menguji level terendah di kisaran 5.406. Peluang Indeks untuk terus tertekan masih cukup besar dengan range pergerakan 5.350-5.440.

BACA JUGA: Capai Target 420 Juta Penumpang, Ini yang Bakal Dilakukan KAI

Apalagi, kemarin mayoritas bursa Asia ditutup melemah tipis. Hong Kong Exchanges & Clearing sebagai perusahaan exchange terbesar Asia minus 1,3 persen setelah mencatat laba semester pertama defisit 27 persen.

Indeks Industri Jepang turun berkontraksi dengan turun 0,8 persen dari ekspektasi naik 0,3 persen. Efeknya, indeks ikut terpental 16.34 poin (0,30 persen) menjadi 5.423 dengan volume cenderung moderate.

BACA JUGA: PLN Dapat Penugasan Pengusahaan WKP Mataloko dan Ulumbu

Penguatan sektor pertanian gagal menyangga kejatuhan Indeks setelah finance, consumer dan pertambangan tidak berkutik. Data penjualan mobil di ekspektasi meningkat sedang Indeks harga property anjlok 3,1 persen dari ekspektasi.

”Berdasar sentimen itu, indeks masih akan  berlama-lama berdiam di zona negatif. Terlebih bursa Eropa dibuka lebih lemah setelah utilitas terbesar di Jerman membukukan kerugian di semester pertama di tahun ini. Data Prancis melansir penurunan output industri dan harga minyak turun menjadi USD 42 per barel,” tutur Research Analyst Reliance Securities Lanjar Nafi.

BACA JUGA: Tinjau Stasiun Manggarai, Menhub: Ini Program Baik yang Dilakukan Pak Jonan

Sentimen selanjutnya, sambung Lanjar, datang dari seputar pinjaman baru dan persediaan uang Tiongkok dan indeks harga export import Amerika Serikat (AS). Kalau data Tiongkok dan negeri Paman Sam itu tidak kunjung membaik, ancaman indeks keluar dari kubangan koreksi bakal makin menjauh.

”Jadi, investor sebaiknya tetap konsentrasi dan perhatian setiap sentimen yang beredar di market,” ingat Lanjar.

Setelah indeks mengalami koreksi lanjutan, nilai tukar rupiah malah menguat. Rupiah berbalik arah dengan apresiasi 14 poin (0,11 persen) menjadi Rp 13.113 per dolar Amerika Serikat (USD).

Kemarin, investor bertransaksi Rp 10,02 triliun, terdiri dari transaksi reguler Rp 6,09 triliun, negosiasi Rp 3,89 triliun, dan tunai Rp 33,4 miliar. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net buy) Rp 177 miliar.

Sebanyak enam dari total sepuluh indeks sektoral melemah, dipimpin sektor tambang turun 1,08 persen dan sektor barang konsumsi anjlok 0,73 persen. Indeks Nikkei225 Jepang minus 0,18 persen, sedang indeks Kospi Korsel menguat 0,04 persen.

Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong terapresiasi 0,12 persen. Indeks FTSE100 Inggris defisit 0,21 persen, DAX Jerman turun 0,51 persen dan CAC Perancis menukik 0,35 persen. (far/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Manjakan Penumpang, KAI Kenalkan Ready to Eat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler