jpnn.com, NEW DELHI - Dampak serangan bom bunuh diri di Kashmir bulan lalu merembet ke mana-mana. Bukan cuma Pakistan yang jadi sasaran kemarahan India.
Sejak Kamis (28/2) India melarang organisasi muslim Jamaat-e-Islami (JeI) Jammu dan Kashmir beraktivitas politik selama lima tahun. Selain itu, India telah menangkap sekitar 300 tokoh organisasi tersebut. Pemerintah di New Delhi menuduh mereka lakukan aktivitas anti-India.
BACA JUGA: Tentara India - Pakistan Baku Tembak Lagi, Warga Sipil Jadi Korban
"Jika pelanggaran hukum JeI tak disanksi, bisa-bisa ISIS mencuat di India." Begitu pernyataan resmi Kementerian Dalam Negeri.
BACA JUGA: 44 Tentara India Tewas Dibom, Pakistan Jadi Sasaran Kemarahan
BACA JUGA: India dan Pakistan Sudah Berkonflik dari Lahir, Begini Sejarahnya
Sikap keras India memancing protes dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Organisasi beranggota 57 negara itu mengutuk aksi India. Mereka menganggap India memersekusi penduduk Kashmir.
Pakar diplomasi Ajai Shukla menjelaskan bahwa India sengaja ingin mengaburkan permasalahan yang ada di Kashmir. Mereka hanya membatasi isu Kashmir sebagai ancaman keamanan negara. Bukan sebagai isu protes warga pribumi yang tak diperhatikan.
BACA JUGA: Perang India - Pakistan Bisa Sebabkan Bencana Kemanusiaan Global
BACA JUGA: Tentara India - Pakistan Baku Tembak Lagi, Warga Sipil Jadi Korban
Sementara itu, Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan masih menutup sebagian bandar udaranya karena alasan keamanan. Kemarin Bandara Internasional Allama Iqbal di Lahore mulai beroperasi. Itu pun terbatas.
Bandara itu hanya membuka beberapa rute penerbangan komersial. Akhir pekan lalu kebijakan serupa berlaku di bandara Islamabad, Karachi, Quetta, dan Peshawar. Bandara-bandara di Punjab, Sindh, dan Gilgit Baltistan masih tutup. (bil/c10/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pakistan Kembalikan Pilot, India Tetap Keras
Redaktur & Reporter : Adil