JAKARTA - Dalam kunjungan ke Washington DC, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Marty Natalegawa melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Amerika Serikat (AS) John F. Kerry.
Dari pertemuan tersebut, Indonesia dan AS sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral di berbagai bidang melalui optimalisasi pertemuan Komisi Bersama.
Pertemuan bilateral kedua menteri juga menegaskan kembali pentingnya penguatan hubungan bilateral dalam rangka kemitraan menyeluruh yang diluncurkan tahun 2010. Kedua menteri menyepakati perlunya fleksibilitas dalam pendekatan mekanisme regular pertemuan.
"Dengan cara demikian diharapkan dapat dihindari pendekatan 'business as usual' dan membuka peluang bagi penyelesaian sejumlah isu bilateral yang bersifat teknis," kata Direktur Informasi dan Media Kemlu, PLE.Priatna lewat siaran pers kepada JPNN, Jumat (17/5).
Pertemuan bilateral antara Marty dan Kerry juga membahas sejumlah isu global. Antara lain situasi terkini di Suriah, masalah keamanan di Laut Cina Selatan, Iran, Myanmar dan Semenanjung Korea.
Dalam kesempatan tersebut, Menlu Kerry juga menegaskan komitmen AS untuk melanjutkan 'rebalancing policy' mengingat potensi ekonomi kawasan dan makna geopolitik strategis.
Menurut Priatna, dalam beberapa tahun ini hubungan Indonesia dan Amerika telah menunjukkan indikasi yang semakin positif. Hal ini ditandai dengan meningkatnya neraca perdagangan bilateral dalam dua tahun terakhir.
"Neraca perdagangan tertinggi tercatat pada tahun 2011 dengan nilai US$ 26,5 miliar," ujar Priatna.
Selain itu, sambung Priatna, hubungan antar masyarakat madani, people to people contact, juga semakin meningkat dalam konteks kerjasama Kemitraan Menyeluruh RI-AS saat ini. Kemajuan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional yang positif akan membuka peluang yang lebih besar bagi peningkatan hubungan perdagangan dan investasi kedua negara.
"Kedua menlu direncanakan akan bertemu kembali untuk memimpin Sidang Komisi Bersama ke-4 guna membahas lebih lanjut peningkatan hubungan dan kerjasama bilateral di bawah Kemitraan Komprehensif RI–AS," pungkas Priatna. (dil/jpnn)
Dari pertemuan tersebut, Indonesia dan AS sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral di berbagai bidang melalui optimalisasi pertemuan Komisi Bersama.
Pertemuan bilateral kedua menteri juga menegaskan kembali pentingnya penguatan hubungan bilateral dalam rangka kemitraan menyeluruh yang diluncurkan tahun 2010. Kedua menteri menyepakati perlunya fleksibilitas dalam pendekatan mekanisme regular pertemuan.
"Dengan cara demikian diharapkan dapat dihindari pendekatan 'business as usual' dan membuka peluang bagi penyelesaian sejumlah isu bilateral yang bersifat teknis," kata Direktur Informasi dan Media Kemlu, PLE.Priatna lewat siaran pers kepada JPNN, Jumat (17/5).
Pertemuan bilateral antara Marty dan Kerry juga membahas sejumlah isu global. Antara lain situasi terkini di Suriah, masalah keamanan di Laut Cina Selatan, Iran, Myanmar dan Semenanjung Korea.
Dalam kesempatan tersebut, Menlu Kerry juga menegaskan komitmen AS untuk melanjutkan 'rebalancing policy' mengingat potensi ekonomi kawasan dan makna geopolitik strategis.
Menurut Priatna, dalam beberapa tahun ini hubungan Indonesia dan Amerika telah menunjukkan indikasi yang semakin positif. Hal ini ditandai dengan meningkatnya neraca perdagangan bilateral dalam dua tahun terakhir.
"Neraca perdagangan tertinggi tercatat pada tahun 2011 dengan nilai US$ 26,5 miliar," ujar Priatna.
Selain itu, sambung Priatna, hubungan antar masyarakat madani, people to people contact, juga semakin meningkat dalam konteks kerjasama Kemitraan Menyeluruh RI-AS saat ini. Kemajuan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional yang positif akan membuka peluang yang lebih besar bagi peningkatan hubungan perdagangan dan investasi kedua negara.
"Kedua menlu direncanakan akan bertemu kembali untuk memimpin Sidang Komisi Bersama ke-4 guna membahas lebih lanjut peningkatan hubungan dan kerjasama bilateral di bawah Kemitraan Komprehensif RI–AS," pungkas Priatna. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesawat Nepal Masuk Sungai
Redaktur : Tim Redaksi