Australia dan Indonesia perlu meningkatkan interaksi Bisnis yang lebih sering antara pengusaha dari kedua negara. Selain itu kedua negara juga dinilai perlu mendorong babak baru dalam kemitraan di Bidang ekonomi dengan memanfaatkan peluang ekonomi yang semakin terbuka luas.

Seruan ini disampaikan Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema ketika membuka kegiatan Indonesia Business Summit di Perth Convention and Exhibition Center pada Jumat (11 /11) lalu. Ini merupakan ajang temu bisnis tahunan mengenai potensi ekonomi Indonesia dan potensi kerjasama serta kolaborasi antara Indonesia dan Australia yang dilaksanakan oleh KBRI Canberra bekerja Sama dengan KJRI Perth.

BACA JUGA: Kolintang Indonesia Lebarkan Sayap Ke Australia

Indonesia Business Summit tahun ini mengusung tema 'Towards a New Chapter of Indonesia and Australia Economic Partnership' yang diikuti sedikitnya 370 pebisnis Australia dan 150 pebisnis Indonesia. Indonesia Business Summit diikuti 370 pebisnis Australia dan 150 pebisnis Indonesia.

Dok: KJRI Perth

BACA JUGA: Penyandang Disabilitas Tak Butuh Belas Kasihan

Dalam sambutannya, Dubes Nadjib Riphat Kesoema menyampaikan pentingnya Australia dan Indonesia sebagai negara yang bertetangga untuk mendorong interaksi Bisnis di antara pengusaha dari kedua negara. Berbagai paket kebijakan ekonomi yang ada tentunya dapat semakin mendorong interaksi tersebut menjadi kerja sama yang konkrit.

Dubes Nadjib juga menekankan perlunya kedua negara mendorong babak baru dalam kemitraan mereka di bidang ekonomi. Ekonomi Indonedia menurutnya bersifat komplimenter dan banyak peluang yang dapat dimanfaatkan, khususnya di bidang transportasi, infrastruktur dan bidang-bidang lainnya.

BACA JUGA: Penggunaan Ponsel Sambil Berkendara Banyak Picu Kematian Fatal

Sementara itu Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson menekankan bahwa hubungan ekonomi kedua negara sedang berada pada titik yang sangat positif. Dalam waktu dekat diharapkan semakin banyak bisnis Australia tumbuh di Indonesia dan sebaliknya pelaku bisnis Indonesia dapat semakin berkembang di Australia.

Salah satu yang mendapat perhatian Dubes Australia adalah iklim investasi di provinsi yang masih perlu ditingkatkan. Dari sisi kunjungan disampaikan bahwa Australia masih menjadi destinasi utama untuk pelajar Indonesia. Sebaliknya melalui beasiswa Colombo Plan Jumlah pelajar Australia yang belajar di Indonedia diharapkan mencapai 3000 orang.

Selanjutnya diharapkan agar pemuda Indonesia dapat memanfaatkan skema working holiday visa ke Australia. Pemerintah Australia tahun lalu telah kenaikan Kuota working holiday visa menjadi 1000 orang, Namun pemanfaatannya dinilai masih belum optimal.

Pembukaan Business summit dihadiri oleh Gubernur Banten, Rano Karno, Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie, Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Muhammad Amin serta seluruh kepala perwakilan Indonesia di Australia.

Kegiatan Indonesia Business Summit 2016 secara umum forum ini bertujuan untuk mempererat kemitraan dan kerja sama ekonomi dan pembangunan antara Australia dan Indonesia dalam berbagai bidang, seperti konektifitas dan infrastruktur, ekonomi digital, agrikultur dan perikanan, pendanaan dan keuangan, pengembangan pariwisata, maupun energi.

Harapannya dari berbagai diskusi panel yag ada dapat memberikan ide-ide baru dan langkah-langkah konkrit dalam mendorong peningkatan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Australia.

Gelaran Indonesia Trade Fair Indonesia Trade Fair merupakan pameran produk dan promosi wisata Wonderful Indonesia, budaya dan kuliner dari berbagai perusahaan Indonesia, Pemerintah Daerah, maupun pengusaha Indonesia di Perth.

Dok: KJRI Perth

Kegiatan Indonesia Business Summit diikuti oleh Indonesia Trade Fair tanggal 12-13 November 2016 yang berlangsung di tempat yang sama.

Kota Perth dipilih menjadi lokasi penyelenggaraan pameran dagang Indonesia terbesar di Australia ini karena mengingat letaknya yang sangat dekat dengan Indonesia dan zona waktu yang Sama dengan Indonesia.

Kegiatan Indonesia Trade Fair ini diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Perth, Kantor Perwakilan BKPM di Sydney serta PT InCONVEX.

Pembukaan pameran dagang ditandai pemukulan rampak beduk dari Banten oleh Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, Nadjib Riphat Kesoema pada Sabtu (12/11) di Perth Convention and Exhibition Center.
Menurut Dubes Nadjib Riphat Kesoema, pameran dagang Indonesia ini merupakan sarana untuk mempromosikan berbagai trademark Indonesia pada khalayak luas di Australia khususnya terkait berbagai produk, destinasi pariwisata dan kuliner. Pameran yang telah dua kali dilaksanakan ini telah menjadi ajang promosi bisnis terintegrasi Indonesia di Australia.
Pameran dagang dan festival seni budaya ini merupakan rangkaian dari kegiatan Indonesia Fair 2016.

Dok. KJRI Perth

Indonesia Trade Fair dilaksanakan tanggal 12 – 13 November 2016 merupakan pameran produk dan promosi wisata Wonderful Indonesia, budaya dan kuliner dari berbagai perusahaan Indonesia, Pemerintah Daerah, maupun pengusaha Indonesia di Perth. Selama 2 hari masyarakat di Kota Perth disuguhkan dengan penampilan kesenian dan budaya Indonesia dari berbagai provinsi. Maggie salah satu pengunjung yang hadir menyampaikan kekagumannya atas penyelenggaraan pameran dagang dan seni budaya. “Saya jadi bisa tahu potensi produk dan pariwisata dari daerah-daerah lainnya di Indonesia”, ujar Maggie.
Indonesia Trade Fair 2016 juga menghadirkan panggung budaya yang menampilkan berbagai pertunjukan dari pemerintah daerah maupun masyarakat Indonesia di Perth, termasuk memghadirkan Balawan the magic finger.

Kegiatan Indonesia Fair 2016 ini merupakan rangkaian kegiatan Indonesia Fair 2016 yang diharapkan dapat mendorong investasi Australia ke Indonesia sebesar 1,6 miliar Dollar Australia.

Lihat Artikelnya di Australia Plus

BACA ARTIKEL LAINNYA... Benda Pusaka Aborigin Australia Ditemukan di Jerman

Berita Terkait