Indonesia Bertutur 2024, Cara Merajut Harmoni Bersama Pencipta, Alam, dan Sesama

Kamis, 20 Juni 2024 – 07:49 WIB
Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek kembali menyelenggarakan Mega Festival Indonesia Bertutur (Intur) 2024. Foto: dok Kemendikburistek

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan kebudayaan berperan sangatlah penting, karena warisan pengetahuan dari leluhur bangsa menjadi sumber daya yang luar biasa untuk solusi bagi kondisi sekarang dan masa depan.

Hal itu diungkapkan Hilmar saat Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek kembali menyelenggarakan Mega Festival Indonesia Bertutur (Intur) 2024 dengan tema “Subak: Harmoni dengan Pencipta, Alam, dan Sesama’’.

BACA JUGA: Membaca Pesan Keesaan Borobudur di Festival Budaya Indonesia Bertutur

Oleh karena itu, Hilmar menyebut mega Festival Indonesia Bertutur adalah upaya menggali serta mengomunikasikan warisan budaya tersebut.

Menurutnya, acara itu akan menjadi suluh pemandu serta wadah ekspresi dalam berkesenian yang dituangkan melalui beragam kegiatan seni pertunjukan, seni rupa, film, hingga seni media yang inspiratif.

BACA JUGA: Laura Basuki jadi Ikon Festival Indonesia Bertutur 2022

“Dengan memanfaatkan ragam budaya dan teknologi yang akan ditampilkan pada Indonesia Bertutur, masyarakat Indonesia dapat melihat relevansi antara masa lalu dengan masa kini dan dapat melihat bagaimana kita dapat berperan sehingga kebudayaan dapat terus menjadi sumber kehidupan di masa depan," kata Hilmar.

Hilmar mengungkapkan Filosofi Subak yang diusung Indonesia Bertutur sarat akan makna keseimbangan hubungan antara manusia dengan pencipta, sesama, dan alam.

Konsep ini dikenal oleh masyarakat Hindu Bali sebagai falsafah Tri Hita Karana. Selain itu, sistem Subak sendiri telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 2012.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra mengungkapkan setiap penyelenggaraan mega Festival Indonesia Bertutur selalu mengedepankan semangat menjaga budaya yang berkelanjutan dan menginspirasi.

Mahendra menjelaskan Indonesia Bertutur adalah bagian upaya berkelanjutan pemajuan kebudayaan dengan tujuan membangun jembatan pengetahuan lokal dengan keadaan era 4.0, mendorong peran aktif generasi muda dalam melindungi serta memanfaatkan peninggalan sejarah, menyediakan platform kolaborasi untuk seniman lintas disiplin, dan memaknai warisan ilmu pengetahuan sebagai sumber kreativitas bangsa.

“Mega Festival Indonesia Bertutur merangkul semua kalangan untuk mengedepankan lokalitas budaya dalam ekosistem berkelanjutan. Dengan menggandeng lebih dari 900 pelaku budaya yang berasal dari 15 negara. Saya optimis festival budaya ini yang dapat dinikmati oleh semua generasi,” ujar Mahendra.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2024, Melati Suryodarmo menyebut, Mega Festival Indonesia Bertutur ingin mengajak para pelaku budaya memiliki semangat yang sama untuk mengangkat pengetahuan berkaitan dengan sumber pangan dan kehidupan agraris di Indonesia dengan tetap memperhatikan harmonisasi antar manusia dengan manusia, alam, dan Tuhan.

“Seperti nilai yang terkandung dalam Subak, Indonesia Bertutur diharapkan dapat menjadi pemicu dalam menjaga keseimbangan kehidupan antara masyarakat, alam, dan spiritual dalam kenyataan hari ini,” ujar Melati.

Festival Indonesia Bertutur 2024 akan menghadirkan delapan program utama dalam memberikan pengalaman memantik kepekaan dan memperlihatkan kenyataan hidup hari ini dan esok dari sudut pandang yang berbeda, antara lain Kathanaya (menampilkan seni tutur yang mencakup nilai-nilai kearifan lokal serta sejarah panjang bangsa Indonesia), Visaraloka (program Eksibisi Expanded Media dan Seni Performans), Ekayana dan Anarta (panggung untuk seni pertunjukan), Layarambha (seni gerak dan tari dalam bingkai sinematografi), Samaya Sastra (ruang untuk program sastra dan pembacaan puisi), Kiranamaya (mengeksplorasi seni Video Mapping dan seni instalasi cahaya), serta Virama (panggung senja bagi pertunjukan hiburan dan musik).

Masing-masing program mengajak kita mengeksplorasi lebih jauh beragam bentuk seni dan budaya yang merupakan hasil dari pengkaryaan para seniman yang terlibat.

Sebelumnya, Intur diselenggarakan pada 2022 di Borobudur bertepatan dengan presidensi G20 Indonesia. Ajang Intur yang kedua kalinya ini akan dilaksanakan pada 7-18 Agustus 2024 dengan mengambil tempat di tiga lokasi di Bali, antara lain Batubulan, Ubud, dan Nusa Dua.

Mengusung semangat ‘Mengalami Masa Lalu, Menumbuhkan Masa Depan’, Indonesia Bertutur diharapkan dapat mewujudkan gerakan dalam menggali pengetahuan warisan budaya Indonesia sejak masa prasejarah hingga abad ke-15 melalui wadah film, musik, media, dan seni pertunjukan.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler