Indonesia Butuh Sosok Teladan Dalam Berperilaku Sesuai Pancasila

Selasa, 21 September 2021 – 12:58 WIB
Wakil Ketua MPR Dr. Jazilul Fawaid SQ, MM (tengah) bersama Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo saat diskusi Empat Pilar MPR RI bertajuk ‘Memperkokoh Pancasila di Tengah Kehidupan Bermasyarakat’ di Media Center, Gedung Nusantara III, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Senin (20/9). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Dr. Jazilul Fawaid SQ, MM mengatakan tema tentang Pancasila selalu hangat sebab Pancasila adalah etika dan landasan segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

“Pancasila merupakan azimat yang ditemukan oleh para pendiri bangsa,” ujar Gus Jazil sapan Jazilul Fawaid saat diskusi Empat Pilar MPR RI bertajuk ‘Memperkokoh Pancasila di Tengah Kehidupan Bermasyarakat’ di Media Center, Gedung Nusantara III, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Senin (20/9).

BACA JUGA: Gus Jazil: Gotong Royong jadi Kunci Perkuat Ekonomi Masyarakat di Tengah Pandemi

Selain Jazilul Fawaid, hadir sebagai pembicara dalam kegiatan ini adalah anggota MPR dari Kelompok DPD RI Dr. Agustin Teras Narang dan Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo.

Menurut Gus Jazil, sila-sila yang ada dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan satu dengan yang lain.

BACA JUGA: MUI Sebut Ucapan Letjen Dudung Berdasarkan Pancasila

“Semua konsep Pancasila bisa masuk dalam sendi-sendi kehidupan,” kata Wakil Ketua Umum DPP PKB ini.

Gus Jazil mengingatkan keberadaan Pancasila tidak perlu dipertentangkan dengan agama.

BACA JUGA: Alih Kelola Blok Rokan, Momentum Wujudkan Kemandirian Energi

Pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu menyebut cita-cita Pancasila sangat ideal namun dirinya mengakui antara idealnya Pancasila dengan realita yang ada di masyarakat sering tidak nyambung.

“Sering tidak nyambungnya antara cita-cita Pancasila dan realita yang ada,” ungkap Gus Jazil sembari menambahkan, hal demikian menjadi masalah.

Menurut alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu agar Pancasila bisa hidup di tengah masyarakat atau diamalkan maka nilai-nilai yang ada harus dipahami. Kiat untuk memahamkan dasar negara itu dikatakan ditempuh lewat pendidikan dan ketauladanan.

Untuk menyosialisasikan Pancasila, menurut Gus Jazil, tidak cukup bila hanya dilakukan oleh MPR dan BPIP.

“MPR dan BPIP mempunyai tugas untuk menguatkan Pancasila hidup di tengah masyarakat,” ujar Gus Jazil.

Pun demikian agar Pancasila bisa menjadi gaya hidup dalam keseharian maka harus ada sosok yang bisa menunjukan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

“Nah anak-anak milenial zaman sekarang butuh sosok seperti itu," tegasnya.

Gus Jazil mengungkapkan prinsip perekonominan nasional adalah usaha yang disusun berdasarkan azas kekeluargaan.

“Nah, apakah prinsip perekonomian yang berjalan sudah seperti yang demikian, sudah seperti nilai-nilai Pancasila?” ujarnya.

Dia menegaskan bila prinsip-prinsip perekonomian sudah disusun secara kekeluargaan maka hal demikian sudah selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

“Bila tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, di sinilah salah satu dari contoh tidak nyambungnya antara cita-cita dan realita,” ujar Gus Jazil.

Dia mencontohkan banyak permusyarawatan yang praktiknya berbeda saat di lapangan.

Untuk itu Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu menegaskan perlu adanya ‘role model’ yang bisa dijadikan acuan untuk menjadi contoh keteladanan.

“Keteladanan yang kita inginkan sampai saat ini belum berhasil kita temukan,” ungkapnya.

Untuk itulah, Gus Jazil ingin agar Pancasila menjadi roh dalam segala sendi kehidupan bagi semua sehingga Pancasila bisa membumi.

“Bila implementasi Pancasila belum terjadi maka masyarakat, anak-anak muda akan makin menjauh,” ujarnya.

Sementara itu, Teras Narang yang hadir dalam diskusi lewat ‘daring’ mengatakan semua warga negara harus memahami pentingnya Pancasila.

“Ini pekerjaan yang tak boleh berhenti," tegasnya.

Untuk memberi sosialisasi atau memahamkan nilai-nilai ini, menurut mantan Gubernur Kalimantan Tengah itu harus menyesuaikan dengan era yang ada. Unsur kebersamaan dikatakan harus selalu didengungkan.

Benny Susetyo menyebut seseorang itu mengamalkan nilai-nilai Pancasila bisa dilihat apakah dia dalam kehidupan mempunyai rasa ketuhanan, kemanusiaan, keadilan, dan persatuan.

Apabila nilai-nilai itu ada, kata Romo Benny, seseorang itu mampu membuat tatanan hidup sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Nilai-nilai yang demikian ada pada sosok Wakil Presiden I RI Mohammad Hatta. Hatta disebut merupakan sosok yang bisa dijadikan teladan.

“Elite politik memang harus memberikan contoh keteladanan,” tegas Romo Benny.(jpnn)  


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler