Indonesia Harus Siapkan Diri Hadapi Bonus Demografi

Rabu, 18 Desember 2019 – 15:36 WIB
Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim. Foto: dokumen JPNN.Com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat menggelar seminar bertema Mimpi Tokoh Muda untuk Indonesia 2045, Rabu (18/12). Seminar di Auditorium Adhitama, Wisma Antara, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat itu menampilkan sejumlah tokoh muda dari kalangan perempuan.

Pembicata dalam seminar itu adalah Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim, Bupati Jember dr. Faida, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dan peneliti LIPI Adriana Elisabeth.

BACA JUGA: Hadapi Bonus Demografi, Angkatan Kerja Miliki Empat Tantangan

Ketua PWI Atal S Depari saat menyampaikan kata sambutan pada seminar itu menyatakan, Indonesia pada 2045 bakal memiliki bonus demografi. Menurutnya, harus ada persiapan untuk menghadapi kondisi itu.

"Periode 100 tahun (usia Indonesia) tinggal 26 tahun lagi dan itu bukan waktu yang lama. Kalau 2045 disebut akan ada bonus demografi, itu harus dipersiapkan agar yang dikhawatirkan yakni jeblok tidak terjadi," kata Atal.

BACA JUGA: Indonesia Dorong Negara G-20 Bekerja Sama Sukseskan Bonus Demografi

Wartawan senior itu menambahkan, pemimpin di Indonesia tidak perlu takut bermimpi akan masa mendatang. Menurut dia, mimpi merupakan langkah awal untuk memajukan Indonesia.

"Kenapa bermimpi? Karena semua yang ada di dunia diawali dengan mimpi. Jadi, jangan takut bermimpi," ucap dia.

Sementara Chusnunia dalam paparannya menyoroti dua faktor penting dalam rangka menyongsong 100 tahun Indonesia. Kedua faktor itu yakni pendidikan dan kesehatan.

"Yang paling prioritas pasti pendidikan dan kesehatan. Bagaimana menyiapkan generasi yang siap beradaptasi dengan semua bidang pasti dimulai kesehatan yang harus kuat," kata Chusnunia.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menambahkan, Indonesia pada 2045 sudah memasuki era teknologi modern. Chunsnunia menegaskan, kesehatan setiap rakyat Indonesia pada masa modern harus makin terjamin

"Indonesia masih mempunyai pekerjaan rumah kematian ibu dan balita, ini masih tinggi. Bagaimana kita menghadapi tahun 2045 ini kuat kalau pekerjaan rumah masih berat seperti itu?" ujar Chusnunia.

Lebih lanjut Chusnunia mengatakan, pendidikan harus menjangkau perdesaan. "Pastikan akses pendidikan ke desa, karena kalau ke kota pendidikan itu mahal, ada tambahan kehidupan yang mahal," tutur Chusnunia.(mg10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler