Indonesia Masters: Butet Tak Yakin Bisa Menahan Tangis

Selasa, 22 Januari 2019 – 12:21 WIB
Liliyana Natsir alias Butet. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ajang Daihatsu Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan Jakarta, 22 hingga 27 Januari ini menjadi panggung terakhir untuk Liliyana Natsir alias Butet.

Legenda hidup bulu tangkis yang telah menyumbangkan segudang prestasi bagi Indonesia itu akan gantung raket alias pensiun setelah Indonesia Masters 2019.

BACA JUGA: PBSI Siapkan Pesta Perpisahan Buat Butet di Indonesia Masters 2019

Setelah berkarier selama 24 tahun sebagai pebulu tangkis, 17 tahun di antaranya menjadi anggota pelatnas, Butet sudah menghasilkan banyak gelar juara. Di antaranya empat gelar juara dunia pada tahun 2005 dan 2007 (berpasangan dengan Nova Widianto) serta tahun 2013 dan 2017 (berpasangan dengan Tontowi Ahmad.

Butet dan Tontowi mencetak sejarah dengan menjuarai gelar All England secara hat-trick pada tahun 2012, 2013 dan 2014. Puncak prestasi Butet dan Tontowi ada di Olimpiade Rio 2016 dengan meraih medali emas.

BACA JUGA: 4.000 Tiket Online Indonesia Masters 2019 Ludes, Panitia Janji Tambah Kuota

"Memang sedih, tetapi ini harus dihadapi, saya dan Owi berusaha enjoy dan mau kasih yang terbaik di turnamen terakhir kami, mau menikmati masa-masa terakhir partner-an sama Owi," kata Butet seperti dikutip dari Badminton Indonesia.

"Harapannya sih cepat ada regenerasi, karena ke depan ada kejuaraan-kejuaraan penting seperti Piala Sudirman dan puncaknya olimpiade 2020. Apalagi Zheng Siwei/Huang Yaqiong (Tiongkok) sudah terlalu mendominasi. Sekarang ada Praveen (Jordan)/Melati (Daeva Oktavianti) dan Hafiz (Faizal)/Gloria (Emanuelle Widjaja), saya berharap mereka bisa jadi saingan yang berat khusunya bagi pemain Tiongkok," imbuh wanita kelahiran Manado berusia 33 tahun ini.

BACA JUGA: Tuan Rumah Cuma Incar Satu Gelar di Indonesia Masters 2019

Butet mengaku mulai mengurangi intensitas latihannya. "Sekarang banyak kegiatan yang berkurang seperti bangun pagi, latihan yang capek banget, makan pedas, makan yang kurang bersih, tidur harus berpacu dengan waktu, mata harus merem walaupun belum ngantuk," ungkapnya.

"Sekarang agak balas dendam sih, lebih rileks, sebelumnya kan kalau alarm bunyi harus bangun. Masa-masa kumpul dengan keluarga juga banyak hilang, sekarang orang tua sudah mengiyakan keputusan saya pensiun, keluarga juga ingin lebih banyak waktu berkumpul bersama saya," tambah Butet.

Mengapresiasi jasa-jasa Butet, PBSI akan menggelar sesi perpisahan di hari terakhir Daihatsu Indonesia Masters 2019. Butet pun mengaku tegang menanti acara yang akan diselenggarakan sebelum partai final, Minggu (27/1), mulai pukul 12.00 WIB tersebut.

"Saya berterima kasih kepada PBSI dan PB Djarum yang sudah membuat ide untuk acara perpisahan, buat saya agak tegang dan sedih. Rencananya sih saya akan bicara di hadapan penggemar, paling susah mengucapkan perpisahan, pastinya saya akan menahan emosi, pasti berat meninggalkan olahraga yang sudah belasan tahun saya cintai. Jadi memang rasanya tegang, bukan buat tanding saja, tapi acara ini juga," tuturnya.

"Enggak tahu bisa menahan tangis atau enggak, tapi saya berusaha untuk tegar, kan saya gengsi, ha ha ha," canda Butet. (bi/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sambutlah! Indonesia Masters 2019, 22 Hingga 27 Januari di Istora


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler