Indonesia Optimistis Lanjutkan Negosiasi Laut China Selatan, Pakar Nilai Tak Semudah Itu

Rabu, 08 Februari 2023 – 22:43 WIB
Prof. Hikmahanto Juwana, SH., LL.M., Ph.D. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia dihadapkan tantangan untuk memulai kembali negosiasi pedoman tata perilaku (Code of Conduct/CC) terkait sengketa Laut China Selatan setelah terhenti dua tahun akibat pandemi COVID-19.

Menurut guru besar hukum internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana dalam sebuah seminar di Jakarta, Rabu, tidak mudah bagi Indonesia untuk memulai kembali perundingan di tengah suasana yang tidak kondusif.

BACA JUGA: Laut China Selatan Harusnya Jadi Sumber Kesejahteraan, Bukan Permasalahan

Pasalnya, China, yang mengklaim sebagian besar Laut China Selatan berada di bawah kedaulatannya, justru semakin agresif dari waktu ke waktu, salah satunya dengan melakukan reklamasi pulau yang membuat hubungan antara China dan beberapa negara anggota ASEAN semakin memanas.

“Selain itu, geopolitik persaingan antara AS dan sekutunya dengan China, serta negara anggota ASEAN yang tidak solid yang kemungkinan disebabkan oleh terafiliasi ke China atau AS,” kata Hikmahanto.

BACA JUGA: Mengapa TNI AD dan US Army Latihan Perang saat Laut China Selatan Menegang?

Penyelesaian sengketa Laut China Selatan, menurut Hikmahanto, juga bergantung dan sangat diwarnai oleh ketegangan antara AS dan China yang kian meningkat.

Selain China, setidaknya ada lima negara lain yang terlibat klaim atas perairan Laut China Selatan, yakni Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia, Vietnam, serta Taiwan.

BACA JUGA: Indonesia Ketua ASEAN, Negosiasi soal Aturan Main di Laut China Selatan Bakal Makin Intens

Akibat tindakan China yang makin agresif, Filipina pada awal bulan ini memberikan akses lebih luas kepada militer AS di empat pangkalan militer di negaranya.

Langkah tersebut dilakukan untuk meningkatkan upaya menghalangi setiap langkah China menentang Taiwan.

Sementara itu, China, kata Hikmahanto, tidak mau berkompromi dan mundur dari klaim Sembilan Garis Putus mengingat kebutuhan sumber daya alam di Laut China Selatan sangat penting bagi eksistensi negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar itu.

ASEAN di bawah kepemimpinan Indonesia tahun ini bertekad untuk menyelesaikan proses negosiasi CoC Laut China Selata demi menjaga perairan kawasan sebagai tempat yang damai, terbebas dari konflik bersenjata dan nuklir.

Indonesia juga akan menjalankan proses negosiasi yang lebih intensif serta mencari strategi baru sehingga CoC bisa segera dituntaskan. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan putaran lanjutan CoC itu akan digelar pada Maret di Jakarta.

“Anggota ASEAN berkomitmen untuk menyelesaikan negosiasi CoC sesegera mungkin guna melahirkan CoC yang substantif, efektif dan dapat ditindaklanjuti," ujar Retno usai pertemuan ASEAN Ministerial Meeting (AMM) di Jakarta, pekan lalu. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler