Indonesia Perlu Lakukan 4 Langkah jika Ingin Berdamai dengan COVID-19

Selasa, 29 Juni 2021 – 17:37 WIB
Peneliti Maarif Institute Endang Tirtana mengatakan setidaknya ada empat hal kunci yang harus segera dilakukan agar normal baru dapat dijalankan di Indonesia. (ANTARA/HO-)

jpnn.com, JAKARTA - Singapura sedang mencoba berdamai dengan COVID-19.

Mereka meyakini virus itu tidak akan dapat dilenyapkan dan akan menjadi endemik.

BACA JUGA: TNI Ditargetkan Memvaksin 200 Ribu Orang/Hari, Polri Sebegini

Menurut peneliti Maarif Institute Endang Tirtana Indonesia dapat meniru keputusan yang diambil Singapura.

Dia mengatakan ada empat hal kunci yang harus dilakukan agar normal baru dapat dijalankan di Indonesia.

BACA JUGA: Indonesia salah Satu Negara Tertinggi di Dunia Anak Positif COVID-19, Begini Antisipasinya

Virus Corona SARS-CoV-2 diperkirakan akan terus ada di sekitar manusia dan Indonesia juga harus segera menyiapkan rencana serupa.

Endang mengatakan upaya pertama sebagai kunci normal baru yakni menggencarkan vaksinasi COVID-19.

BACA JUGA: Dasco: Tidak Benar Pak Prabowo Telah Mengonsumsi Ivermectin

Langkah tersebut tengah digenjot oleh pemerintah melalui berbagai sektor.

“Menciptakan herd immunity merupakan langkah awal agar Indonesia bisa segera mencapai new normal."

"Bahkan saat ini institusi Polri tengah menargetkan vaksinasi satu juta warga per hari, belum lagi Presiden Joko Widodo menargetkan 2 juta dosis vaksin per hari pada Agustus 2021,” ujar Endang dalam keterangannya, Selasa (29/6).

Endang menegaskan, upaya pertama ini harus mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat.

Langkah kedua, pentingnya menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan, makan makanan bergizi, filter informasi hoaks (6M).

Selain itu, pemerintah menurut dia juga tetap harus memperketat testing (pengetesan), tracking (pelacakan) dan treatment (perawatan) atau 3T.

“Walaupun nantinya telah terbentuk herd immunity masyarakat tetap harus membiasakan hidup dengan pola 6M."

"Ini sebagai upaya mencegah terjadinya gelombang penularan secara massal."

"Selain itu, pemerintah tetap harus menjalankan 3T sebagai langkah pencegahan varian atau virus baru yang mungkin masuk ke Indonesia,” katanya.

Setelah kedua upaya tersebut berjalan, pemerintah tetap harus memperkuat fasilitas kesehatan.

Menurut Endang upaya ketiga ini penting agar Indonesia dapat hidup berdampingan dengan virus COVID-19.

Endang lebih lanjut mengatakan, jika benar nanti COVID-19 menjadi endemik, maka fasilitas kesehatan harus ditingkatkan untuk mencegah kematian akibat virus tersebut.

“Kalau fasilitas kesehatan tidak ditingkatkan akan percuma, saat terjadi peningkatan kasus fasilitas tidak memadai dan akhirnya menyebabkan kematian."

"Harus bisa meminimalisir hal tersebut, belum lagi fasilitas untuk pengembangan obat dan vaksin."

"Sembari menangani pandemi, pemerintah harus menyiapkan rencana untuk peningkatan fasilitas kesehatan,” ucapnya.

Endang menambahkan, upaya terakhir adalah kesadaran masyarakat.

Segala upaya yang dilakukan pemerintah akan sia-sia saat masyarakat yang coba dilindungi abai akan kesehatan dan lingkungannya.

“Ini tugas berat yang tidak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah, tokoh masyarakat harus menyadarkan akan bahaya COVID-19."

"Jangan sampai kesadaran itu tumbuh saat sudah positif atau pun anggota keluarga maupun kerabat terdekat menjadi korban kekejaman COVID-19 ini,” katanya.

Dia menyebutkan tantangan terbesar Indonesia dalam penerapan normal baru adalah soal luas wilayah.

Indonesia sangat berbeda dengan Singapura baik secara jumlah penduduk maupun luas wilayahnya.

Sebab itu, tanpa ada sinergi masyarakat dan pemerintah maka pandemi tak akan pergi.

“Indonesia sudah punya musuh bersama untuk dapat bersatu."

"COVID-19 adalah lawan nyata yang menyebabkan semua sektor terdampak, untuk itu mari dukung upaya pemerintah keluar dari pandemi dan memulai new normal,” pungkas Endang.(Antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler