JAKARTA - Lima tahun gejolak krisis global seolah tak mampu menggoyahkan posisi Indonesia di jajaran negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. Bahkan, tahun 2012, Indonesia sukses meraih predikat sebagai runner up atau juara ke-2.
Menteri Keuangan Agus martowardojo mengatakan, proyeksi akhir menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan kalah dengan Tiongkok. Sedangkan negara lain seperti India atau Brasil, pertumbuhan ekonominya di bawah Indonesia. "Jadi, kita negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik nomor dua di dunia," ujarnya kemarin (4/1).
Menurut Agus, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2012 diperkirakan mencapai kisaran 6,1 - 6,4 persen. Sehingga, sepanjang 2012 ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh hingga 6,3 persen. "Itu membuat kita optimistis," katanya.
Selain konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto atau investasi, motor pertumbuhan ekonomi Indonesia di periode akhir tahun lalu adalah belanja pemerintah yang naik signifikan. "Penyerapan (anggaran) yang baik sangat mendukung pertumbuhan ekonomi," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, rilis resmi realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2012 rencananya baru akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal Februari 2013 mendatang. Namun, sebagai gambaran, berdasar data yang dikumpulkan Jawa Pos, Indonesia memang sudah menggenggam posisi runner up pertumbuhan ekonomi tertinggi dunia sejak semester I 2012 lalu. Sebelumnya, posisi runner dipegang oleh India atau Turki.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Armida Alisjahbana, konsumsi domestik yang kuat membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup kebal dari gejolak krisis global. "Sementara negara lain yang banyak mengandalkan ekspor, terkena imbas yang cukup besar akibat krisis," ujarnya.
Kelompok negara BRIC (Brazil, Russia, India, China) yang selama ini digadang-gadang sebagai kekuatan baru ekonomi dunia, pertumbuhan ekonominya tidak terlalu menggembirakan. Selain Tiongkok yang sepanjang semester I 2012 lalu tumbuh 7,85 persen, pertumbuhan ekonomi tiga negara lainnya masih di bawah Indonesia yang semester I lalu tumbuh 6,35 persen.
Misalnya, India yang hanya mampu tumbuh 5,35 persen, Rusia 4,45 persen, dan Brasil bahkan hanya tumbuh 0,65 persen. Turki yang pada 2011 mencatat pertumbuhan ekonomi fantastis hingga 8 persen, semester I 2012 lalu turun drastis ke angka 2 persen.
Ekonom Senior Didik J. Rachbini mengatakan, dengan pasar domestik yang demikian besar serta jumlah penduduk kelas menengah yang terus tumbuh, potensi Indonesia untuk terus tumbuh masih sangat besar. Sayangnya, selama ini ekonomi terhambat karena lemahnya infrastruktur dan minimnya alokasi dana APBN untuk sektor produktif. "Kalau itu dibenahi, (ekonomi) tumbuh di atas 7 persen itu sangat mudah," ujarnya. (owi)
Menteri Keuangan Agus martowardojo mengatakan, proyeksi akhir menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan kalah dengan Tiongkok. Sedangkan negara lain seperti India atau Brasil, pertumbuhan ekonominya di bawah Indonesia. "Jadi, kita negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik nomor dua di dunia," ujarnya kemarin (4/1).
Menurut Agus, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2012 diperkirakan mencapai kisaran 6,1 - 6,4 persen. Sehingga, sepanjang 2012 ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh hingga 6,3 persen. "Itu membuat kita optimistis," katanya.
Selain konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto atau investasi, motor pertumbuhan ekonomi Indonesia di periode akhir tahun lalu adalah belanja pemerintah yang naik signifikan. "Penyerapan (anggaran) yang baik sangat mendukung pertumbuhan ekonomi," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, rilis resmi realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2012 rencananya baru akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal Februari 2013 mendatang. Namun, sebagai gambaran, berdasar data yang dikumpulkan Jawa Pos, Indonesia memang sudah menggenggam posisi runner up pertumbuhan ekonomi tertinggi dunia sejak semester I 2012 lalu. Sebelumnya, posisi runner dipegang oleh India atau Turki.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Armida Alisjahbana, konsumsi domestik yang kuat membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup kebal dari gejolak krisis global. "Sementara negara lain yang banyak mengandalkan ekspor, terkena imbas yang cukup besar akibat krisis," ujarnya.
Kelompok negara BRIC (Brazil, Russia, India, China) yang selama ini digadang-gadang sebagai kekuatan baru ekonomi dunia, pertumbuhan ekonominya tidak terlalu menggembirakan. Selain Tiongkok yang sepanjang semester I 2012 lalu tumbuh 7,85 persen, pertumbuhan ekonomi tiga negara lainnya masih di bawah Indonesia yang semester I lalu tumbuh 6,35 persen.
Misalnya, India yang hanya mampu tumbuh 5,35 persen, Rusia 4,45 persen, dan Brasil bahkan hanya tumbuh 0,65 persen. Turki yang pada 2011 mencatat pertumbuhan ekonomi fantastis hingga 8 persen, semester I 2012 lalu turun drastis ke angka 2 persen.
Ekonom Senior Didik J. Rachbini mengatakan, dengan pasar domestik yang demikian besar serta jumlah penduduk kelas menengah yang terus tumbuh, potensi Indonesia untuk terus tumbuh masih sangat besar. Sayangnya, selama ini ekonomi terhambat karena lemahnya infrastruktur dan minimnya alokasi dana APBN untuk sektor produktif. "Kalau itu dibenahi, (ekonomi) tumbuh di atas 7 persen itu sangat mudah," ujarnya. (owi)
Grafis
Pertumbuhan Ekonomi Semester I 2012 BRIC
Negara Persen
Brazil 0,65
Russia 4,45
India 5,35
China 7,85
Pertumbuhan Ekonomi Semester I 2012 ASEAN
Negara Persen
Indonesia 6,35
Thailand 2,30
Vietnam 4,30
Malaysia 5,15
Diolah dari berbagai sumber
BACA ARTIKEL LAINNYA... Realisasi Subsidi Rumah Murah Tak Sampai 50 Persen
Redaktur : Tim Redaksi