jpnn.com, LONDON - Ini kali kedua, Menpar Arief Yahya memborong reputasi kelas dunia. Kabar dahsyat datang dari Inggris.
Laman Dive Magazine yang bermarkas di London baru saja merilis hasil voting online tentang destinasi bawah laut dan dive center terbaik dunia.
BACA JUGA: Menpar Arief Yahya Serukan Revolusi Digital
“Membanggakan! Tahun lalu, pilihan pembaca Dive Magazine juga menempatkan Indonesia sebagai nomor satu dunia! Tahun ini juga kita rebut kembali,” tutur Menpar Arief.
“Kemenangan itu direncanakan! Kemenangan itu tidak datang ujug-ujug!” sambung pria asli Banyuwangi tersebut.
BACA JUGA: Sleman Cari Desa Wisata Juara Berbasis Warga Lewat Lomba
Arief memang tidak pernah mempertontonkan cara kerja secara fisik ke khalayak meski pun 2016 lalu sudah diakui dunia dengan 46 penghargaan dari 22 negara.
Juara dunia di underwater ini, memperkuat reputasi Arief Yahya di global level.
BACA JUGA: Manado Jawara WITF 2017, Destinasi Malut Memukau Wisman
“Produk yang hebat, jika dipromosikan dengan baik, melalui saluran dan cara yang tepat, akan mendapatkan hasil sempurna! Atraksi nature and culture kita rata-rata hebat dan world class. Terbukti kan? Jika disentuh dengan baik, kita langganan juara dunia,” papar Arief.
Dari voting yang digelar pada 1-31 Oktober itu, Indonesia kembali menjadi jawaranya.
Indonesia selama dua tahun berturut-turut menjadi jawara versi Dive Magazine berdasar pilihan ribuan netizens dari berbagai penjuru jagat.
Polling online itu sebenarnya sudah dimulai pada Mei lalu hingga menghasilkan 13.845 suara dengan ratusan opsi destinasi.
Selanjutnya, jumlah nominasinya dipersempit berdasar ranking voters sehingga mengecil menjadi 25 opsi untuk setiap kategori.
Polling dilanjutkan selama sebulan pada Oktober lalu dengan jumlah opsi yang lebih kecil.
Ada tiga jenis kategori yang disodorkan ke voters untuk dipilih secara online. Yakni destinasi terbaik (best detination), dive center atau resor selam terbaik, serta liveaboards (kapal pesiar atau yacht untuk tinggal bagi wisatawan) terbaik.
Dari polling itu, Indonesia merajai 10 besar destinasi terbaik mengalahkan rival kelas berat seperti Fiilipina, Azires, Meksiko, Maldives, Mesir, Bahama, Thailand, Fiji dan Papua Nugini. Indonesia mengantongi 1.067 suara atau 11,45 persen dari total 9.399 suara.
Sedangkan Filipina yang berada di peringkat kedua hanya meraih 749 suara atau 7,97 persen.
Pesona negeri kepulauan di sisi barat Samudra Pasifik itu belum bisa menandingi keindahan Indonesia yang memiliki beragam habitat dan spesies serta titik-titik menyelam kelas wahid.
Sedangkan di peringkat ketiga adalah Azores, sebuah kepulauan di Samudra Atlantik.
Namun, wilayah otonomi Portugal itu hanya meraih 576 suara (6,13 persen).
“Indonesia memenangi destinasi top dunia selama dua tahun berturut-turut,” tulis Dive Magazine.
Itu baru untuk kategori destinasi terbaik. Sebab, ada kategori lain yang juga menjadi milik Indonesia, yakni dive center atau resort selam terbaik.
Juara dunia dari Indonesia itu adalah Siladen Resort and Spa di Manado.
Resort di kawasan Taman Nasional Bunaken itu meraih 820 suara atau 26,31 persen dari total 3.117 suara.
Pesaing terdekatnya adalah Helengeli Island Resort di Maldives. Namun, raihan resort di Samudra Hindia itu hanya 469 suara.
Dive Magazin menulis, Siladen sebagai resor mewah di jantung Taman Nasional Bunaken memang sudah dikenal lama karena kualitas penyelamannya.
Yang tak kalah menakjubkan, Indonesia benar-benar mendominasi untuk kategori dive center terbaik.
Berdasar survei online itu, tujuh dari 10 dive center terbaik versi Dive Magazine ada di Indonesia. Selain Siladen di peringkat pertama, ada pula Wakatobi di urutan ketiga.
Selanjutnya, peringkat dive center terbaik secara berurutan adalah Lembeh Resorts (Sumatera Barat), Atmosphere Dauin (Filipina), Misool (Papua Barat), Papua Paradise (Papua Barat), Atlantis International Diving (Bali), Blue Corner (Bali), serta Aiyanar (Filipina).
Hanya saja, Indonesia meleset untuk kategori liveaboards. Pemenangnya adalah Cocos Sea Hunter asal Costa Rica dengan 233 suara dari total 1.338 suara.
Untuk kategori liveboards, dari Indonesia hanya ada MY Pelagian. Namun, MY Pelagian berhasil menduduki peringkat kedua dan hanya selisih satu suara dari Cocos Sea Hunter.
Apa sih value menjadi juara pilihan netizens ini? “Rumus saya tetap! 3C, kemenangan itu secara internal, buat bangsa Indonesia akan menaikkan Confidence Level. Makin pede bahwa kita bangsa juara, bukan bangsa pecundang!” jelasnya.
“C” kedua, secara eksternal Credible atau menaikkan kepercayaan publik dunia. Kehebatan kita diakui dunia. “Kita tidak jago kandang, kita bisa kalahkan semua yang terbaik dunia! Karena kita memang punya mental juara!” tegasnya.
“C” yang satu lagi adalah Calibration! Kemenangan itu sudah dikalibrasi dengan standar kriteria dunia. Sama dengan bangsa lain, dengan ukuran dan pisau analisa yang sama.
Tiga “C” itulah yang menjadikan brand pariwisata Indonesia terus menanjak! Ketika menyadari anggaran promosi terbatas, salah satu kreativitas untuk dipromosikan secara alamiah adalah memenangkan pertarungan di setiap kompetisi dunia.
Penggamar Sun Tzu, art of war atau seni berperang ini sangat tekun, disiplin dan konsisten dalam mengejar reputasi dunia. Menaikkan Indonesia dengan spirit “Incorporated.”
Dia berprinsip, kenali dirimu, kenali musuhmu, kenali medan tempurmu, maka kau akan memenangkan pertempuran!
“Musuh kita bukan kita! Musuh kita adalah pesaing kita! Kalau kita kompak, Indonesia Incorporated, tidak ada yang bisa mengalahkan Indonesia!” pungkas Arief. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasar Karetan, Atraksi Wisata Baru Kolaborasi Rakyat & GenPi
Redaktur & Reporter : Natalia