jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Barisan Rakyat Kawal Demokrasi 98 (BARIKADE 98) Arif Rahman mengecam sikap tidak professional WBF dan pemerintah Inggris yang memaksa tim Indonesia tidak melanjutkan laga di All England.
Dia juga menyampaikan dukungan penuh kepada Presdien Republik Indoensia Joko Widodo untuk mengambil sikap yang tegas dan jelas terhadap Pemerintah Inggris dan World Badminton Federation (WBF) selaku penyelenggara All England.
BACA JUGA: All England 2021: Ternyata Begini Cara Cowok Malaysia Memukul Pemain Nomor 1 Dunia
“Kami melihat ini sebagai upaya boikot agar Tim Bulutangkis Indonesia tidak bisa berlaga di All England. Alasan bahwa itu sebagai konsekuensi penanganan Covid19 terlalu mengada-ada. Mengingat, atlet lain dengan kondisi sama sempat diizinkan main. Bahkan, tim Indonesia pun sempat bermain dan berinteraksi dengan pemain dan officiald ari negara lain. Jika pemerintah Inggris konsisten dengan alasan penanggulanagn covid19, maka bukan Cuma tim Indonesia yang dilarang berlaga. Namun, laga All England harus dibatalkan,” ujar Arif.
Sebanyak 20 dari 24 anggota skuad Indonesia mendapatkan email dari Pemerintah Inggris terkait informasi bahwa mereka harus menjalani isolasi mandiri selama 10 hari. Hal itu dikarenakan ada seseorang yang dinyatakan positif dalam penerbangan yang sama dengan yang ditumpangi oleh skuad.
BACA JUGA: All England 2021, Agung: Saya Ingin Menyampaikan Rasa Bangga
Pengumuman dari Pemerintah Inggris tersebut baru disebar setelah tiga wakil Indonesia memastikan langkah ke babak kedua All England 2021.
Arif menambahkan, Pemerintah Inggris dan WBF secara sengaja telah melukai hati rakyat Indonesia yang demikian mencintai Bulu Tangkis dan All England sebagai bagian dari sejarah kejayaan olah raga nasional.
BACA JUGA: Kontingen Indonesia Dipaksa Mundur, Ketua DPD RI Minta Panitia All England Bertindak Adil
Jika, alasan yang digunakan masuk akal dan logis, rakyat Indonesia pun akan menerima apapun keputusan penyelenggara dengan sportif.
Alasan penanggulan covid19, sungguh bukan hanya sekedar menyinggung perasaan, sekaligus juga merupakan tamparan bagi pemerintah RI seolah-olah kita tidak memiliki standar protocol penanganan Covid.
Pemerintah dan Rakyat RI tentunya sangat paham dan mengetahui apa dan bagaimana protocol covid itu. Di Indoneia bahkan test, track and trace sudah berjalan dengan baik. Sehingga, seseorang dijadikan suspek karena apa.
Test pun dijalankan dengan masif. Sehingga, tak masuk akal kalua Tim Indonesia dijadikan suspek yang wajib isolasi karena 1 pesawat dengan Mr. X. Tak dijelaskan posisinya seperti apa. Jika karena 1 pesawat, tentunya seluruh penumpang pesawat itu pun juga mestinya mendapatkan perlakuan yang sama.
Sikap mencla-mencle dari Pemerintah Inggris dan WBF yang terkesan saling lempar tanggung jawab membuat Arief semakin yakin kalau insiden ini bukanlah sebuah kebetulan dan karena persoalan teknis belaka.
Dubes Inggris untuk Indonesia mengirim surat keprihatinanm seolah Indonesia tidak bisa melanjutkan laga All England semata-mata karena WBF. Sementara WBF pun seolah merasa tak berdaya karena keputusan dari pemerintah Inggris.
Dia mengharapkan Jokowi bisa mengambil sikap tegas dengan mengirim nota protes resmi ke pemerintah Inggris. “Bahkan kalau perlu, selama insiden ini belum clear, Indonesia sebaiknya menarik sementara Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya,” tandasnya. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil