jpnn.com - JAKARTA – Posisi Indonesia sebagai supplier utama produk rotan ke seluruh dunia belum tergantikan. Menurut Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Manajemen, Djunaedi, hal itu mengalahkan eksporter lain seperti Malaysia, Filipina, dan negara-negara Asia lainnya.
Sekitar 90 persen rotan dihasilkan dari hutan tropis di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Sisanya dihasilkan dari budi daya rotan. ''Rotan merupakan salah satu penghasil devisa negara yang cukup besar. Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor bahan baku dan barang kerajinan berbahan rotan terbesar dunia,'' ungkapnya.
BACA JUGA: Hai Para Start-up, Ini Saran dari CEO Google
Belum lama ini pemerintah telah meresmikan Sistem Resi Gudang (SRG) rotan pertama di Indonesia di Kawasan Industri Rotan Hampangen, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. ''Sistem itu diharapkan dapat mengoptimalkan integrasi hulu dan hilir sehingga kebutuhan petani serta industri rotan bisa terpenuhi,'' paparnya.
Hal itu bisa menjadi pelindung ketika harga rotan terus turun akibat ditutupnya keran ekspor rotan mentah. ''Itu merupakan instrumen perdagangan dan pembiayaan yang dapat mendukung upaya peningkatan daya saing perdagangan serta perluasan akses peningkatan modal kerja bagi para petani, UKM, maupun pelaku usaha lain di bidang rotan,'' jelasnya.
BACA JUGA: Haduhhh.... Gas 3 Kilo Langka di Pasaran
Djunaedi menerangkan, rotan yang dihasilkan di daerah sentra produksi dapat diserap dengan mudah dan terjamin mutunya oleh industri. Ketersediaan stok rotan bisa menjadi modal utama tumbuhnya industri rotan dalam negeri yang berdaya saing. ''Apalagi, rotan merupakan salah satu penghasil devisa negara yang cukup besar,'' jelasnya.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-DAG/PER/02/2013 tentang Barang yang Dapat Disimpan di Gudang dalam Penyelenggaraan SRG, terdapat 10 komoditas yang bisa disimpan dan terbagi dalam dua bagian berdasar terciptanya ketahanan pangan. Yaitu, gabah, beras, dan jagung.
BACA JUGA: Bantah Gagal Take Off tapi Minta Maaf
Sementara itu, berdasar terciptanya peningkatan industri dan ekspor, antara lain, produk kopi, kakao, lada, karet, rotan, rumput laut, dan garam. Komoditas dalam SRG dapat ditambah berdasar usulan dari pemerintah daerah, instansi terkait, dan asosiasi komoditas dengan memperhatikan persyaratan daya simpan, standar mutu, serta jumlah minimal barang yang disimpan. (wir/c15/oki/pda)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aturan tak Jelas, Uang Pungut dari Premium dan Solar Rawan Dikorupsi
Redaktur : Tim Redaksi