jpnn.com, LABUAN BAJO - Pejabat Kementerian Luar Negeri Myanmar mewakili negara itu dalam rangkaian pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 Perhimpunan Bangsa-Bangsa (ASEAN) di Labuan Bajo, NTT pada 9-11 Mei.
Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Indonesia Sidharto Suryodipuro mengatakan bahwa perwakilan dari Kemenlu Myanmar juga hadir untuk mewakili negaranya dalam pertemuan para pejabat senior (SOM) ASEAN di The Golo Mori Convention Center di Golo Moli, Labuan Bajo, Senin.
BACA JUGA: Mendag Zulkifli Hasan: ASEAN jadi Pusat Produksi Global untuk Industri Kendaraan Listrik
“Selama keketuaan Indonesia kami tidak mengundang wakil politik melainkan perwakilan non-politis. Pada pertemuan tingkat SOM juga (yang diundang) non-politis," ujar Sidharto kepada ANTARA di Labuan Bajo, Senin.
ASEAN selama ini telah mengecualikan junta Myanmar dalam pertemuan-pertemuan tingkat tinggi organisasi kawasan tersebut.
BACA JUGA: Korlantas Polri Siapkan Pengamanan Rute Delegasi KTT ASEAN di Labuan Bajo
Hal itu karena militer dianggap gagal menerapkan Konsensus Lima Poin, yakni sebuah rencana perdamaian yang diinisiasi oleh para pemimpin ASEAN pada April 2021 guna membantu mengakhiri konflik di Myanmar.
Tiga poin dari konsensus tersebut menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, dan menunjuk utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog.
BACA JUGA: KTT ASEAN, KRI Wahidin Sudirohusodo-991 Menyiagakan 11 Dokter Spesialis dan 28 Perawat
Selain itu, konsensus tersebut juga mendesak junta untuk mengizinkan ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar, serta mengizinkan utusan khusus ASEAN untuk mengunjungi dan bertemu dengan pemangku kepentingan di Myanmar.
Sementara itu, kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN OCHA) menyebut bahwa militer Myanmar terus meningkatkan serangan-serangan udara, membom desa-desa, sekolah, fasilitas medis, dan kamp-kamp pengungsi.
UN OCHA juga mencatat bahwa serangan udara pada 11 April di Sagaing telah menewaskan lebih dari 170 orang, termasuk anak-anak.
Isu Myanmar menjadi salah satu yang akan dibahas dalam KTT ASEAN di Indonesia tahun ini.
KTT ke-42 ASEAN akan dihadiri pemimpin dari delapan negara anggota. Selain Myanmar yang tidak diundang pada level politik, Perdana Menteri Thailand juga telah menyatakan tidak akan hadir karena ada pemilu yang akan dilaksanakan pada 14 Mei.
Selain pemimpin dari delapan negara anggota, Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn dan Perdana Menteri Timor Leste Taur Matan Ruak juga bakal turut hadir dalam KTT.
Di bawah keketuaan Indonesia tahun ini, berbagai pertemuan termasuk KTT ASEAN diharapkan menghasilkan sejumlah dokumen, yaitu Chair Statement, Visi ASEAN pasca 2025, penguatan kapasitas ASEAN, keanggotaan penuh Timor Leste.
Selain itu, akan ada juga dokumen hasil mengenai penanggulangan perdagangan orang, pelindungan pekerja migran, pelindungan pekerja perikanan, kerja sama bidang kesehatan, pembentukan jejaring desa, ekosistem kendaraan listrik, serta konektivitas pembayaran di kawasan. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif