Indonesian Dance Festival 2018 Libatkan Delapan Negara

Rabu, 31 Oktober 2018 – 13:12 WIB
Jumpa pers Indonesian Dance Festival 2018 di Jakarta. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Indonesian Dance Festival (IDF) kembali digelar. Kali ini, IDF 2018 akan digelar mulai tanggal 6 sampai 10 November di Taman Ismail Marzuki, Gedung Kesenian Jakarta, Perpustakaan Nasional RI, dan Teater Salihara. Teater Salihara adalah tempat-tempat di mana kita dapat menyaksikan berbagai pertunjukkan menarik persembahan Indonesian Dance Festival.

Rektor Intitute Kesenian Jakarta (IKJ) Seno Gumira Ajidarma mengatakan, IDF harus jadi wadah pembelajaran, bukan saja bagi seniman tari, tapi seniman lain, termasuk peminat seni. “Kegiatan-kegiatan pada pelaksanaan IDF harus dapat menjadi penentu standar kualitas dan meningkatkan penyelenggaraan acara menjadi lebih baik. Pergelaran yang ditampilkan setiap hari menjadi momentum ritual peningkatan mutu,” kata Seno dalam siaran tertulisnya, Rabu (31/10).

BACA JUGA: Pemprov DKI Dukung IDF 2018, Sandi: Ini Kolaborasi Cantik

Ajang IDF yang dibentuk pada 1992 ini merupakan bentuk keprihatinan dosen-dosen yang juga seniman tari di Institut Kesenian Jakarta akan sepinya kegiatan seni tari bertaraf internasional. Para dosen Fakultas Seni Pertunjukkan tersebut adalah Sal Murgiyanto, Nungki Kusumastuti, Maria Darmaningsih, Melina Surjadewi, Dedy Luthan, Tom Ibnur, serta didukung oleh Farida Oetojo, Sardono W.Kusumo dan lainnya menggarap festival tari kontemporer, yang eksistensinya tetap terjaga hingga tahun ini.

Sebagai acara biennale, IDF 2018 mendorong munculnya begitu banyak koreografer terkemuka sambil berusaha keras untuk menampilkan festival yang bergengsi dan bertaraf internasional. IDF tidak hanya menampilkan karya-karya koreografer terkenal di dunia internasional, namun juga berupaya menemukan bakat-bakat para koreografer muda Indonesia.

Program-program utama festival ini meliputi, pementasan tari yang terdiri dari showcase (Kampana) dan main performance, workshop (akademi IDF), presentasi, seminar, penerbitan dan publikasi seni tari, kompetisi, master class, commission works, dan berbagai program stimulasi karya-karya baru serta berbagai presentasi karya-karya inovatif dari para seniman muda potensial.

Menurut Seno, visi dan misi festival ini berpijak pada konteks pengalaman kultural Indonesia yang hidup dalam kisaran dan pertemuan dari berbagai akar budaya yang sangat beragam. IDF diciptakan sebagai wahana pertemuan kreatif berbasis pengalaman lintas budaya sebagai proses pembelajaran bagi semua orang untuk menjelajahi dan menyelami keragaman kultural dari berbagai bangsa di dunia.

“Tahun ini IDF mengusung tema Demo/cratic Body: How Soon Is Now? yang melibatkan delapan negara sebagai berikut: Indonesia, Meksiko, Prancis, India, Jerman, Australia, Korea Selatan, dan Singapura,” ujar Seno yang menyebut bahwa tahun ini adalah tahun ke 14 IDF diselenggarakan.

Hingga tahun 2016, IDF telah berhasil menampilkan tak kurang dari 250 karya-karya koreografer terkemuka Indonesia dan karya-karya penting dari berbagai negara Asia, Eropa, Afrika, Australia dan Amerika. IDF juga didukung oleh para kurator tari internasional terkemuka, yaitu Tang Fukuen (Singapura), Daisuke Muto (Jepang) dan Arco Renz (Jerman).

Untuk memulai perhelatan internasional ini, Pre IDF akan menampilkan para koreografer dan penari muda dari dalam maupun luar negeri. IDF mengajak publik Jakarta dan Indonesia untuk merayakan kreativitas budaya yang beragam dengan segala perbedaan identitas sehingga terjadi dialog guna membangun kehidupan yang lebih indah dengan toleransi serta apresiasi terhadap keberagaman. (mg7/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler