Indramayu Banjir, Kementan Siapkan Pompanisasi dan Bantuan Bibit

Kamis, 19 Maret 2020 – 19:35 WIB
Foto kiriman dari Kementan

jpnn.com, INDRAMAYU - Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyiapkan upaya pompanisasi untuk area banjir dan bantuan bibit gratis di Kabupaten Indramayu.

Diketahui lahan sawah di Kabupaten Indramayu seluas 6.092 ha tergenang banjir, dan 32 ha di antaranya puso. Sebagian sudah surut dan pertanaman aman.

BACA JUGA: Begini Cara Kementan Mengantisipasi Penyimpangan Pupuk

"Kami sudah koordinasi untuk menyiapkan pompanisasi jika terdapat genangan di sawah," kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, Kamis (19/3).

Sarwo Edhy memastikan, upaya pencegahan maupun penanggulangan dampak hujan berupa banjir di area persawahan tahun ini akan lebih efektif. Kementan, menurut dia, telah menyiapkan seluruh kebutuhan sarana prasarana.

BACA JUGA: Harga Gula dan Minyak Naik, Kementan Gelar Pangan Murah

Selain itu, pemerintah akan memberikan bantuan bagi para petani yang sawahnya terdampak banjir. Bantuan itu terbagi menjadi dua kategori, yakni sawah dengan asuransi tani dan sawah tanpa asuransi tani.

“Bagi petani yang sawahnya memiliki asuransi tani, pemerintah akan memberikan kompensasi senilai Rp 6 juta per hektare. Sementara untuk petani yang sawahnya tidak memiliki asuransi tani, hanya akan diusulkan pemberian bibit gratis,” ujar Sarwo Edhy.

BACA JUGA: Kementan Pastikan Ketersediaan Komoditas Jelang Puasa dan Lebaran Aman

Dia menjelaskan, kalkulasi kompensasi asuransi itu sudah diperhitungkan dan diperkirakan cukup bagi petani untuk melakukan budi daya lahannya mulai dari pengolahan lahan, membeli benih, dan juga pupuk.

"Mengingat cuaca yang tidak menentu, kami terus dorong petani mengasuransikan lahannya sebelum tanam. Ini agar lebih aman dan nyaman dalam usaha taninya," kata Sarwo Edhy.

Dia mengatakan, Kementan sudah meminta Kadistan (Kepala Dinas Pertanian) Indramayu untuk bersurat ke Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk normalisasi sungai Kalensemak, sungai Gempol dan lainnya.

"Selanjutnya tugas dari pusat mengkordinasikan ke Kementerian PUPR untuk keperluan normalisasi sungai tersebut," kata Sarwo Edhy.

Sementara, POPT Kecamatan Kandanghaur, Orin menuturkan, penyebab banjir ini dikarenakan ada 3 tanggul yang jebol di Kandanghaur dan saluran pembuangan ke sungai atau laut mampet karena terjadi sedimentasi dan tidak lancar.

Orin menambahkan, untuk tanggul yang jebol sudah dilakukan pengurugan sementara dengan menggunakan karung berisi tanah. Pompanisasi untuk mengeluarkan genangan air dari areal sawah belum bisa dilakukan. Orin menuturkan sawah yang tergenang paling luas di Kec. Kandanghaur 2.214 ha.

"Posisi sungai yang relatif lebih tinggi dari sawah menyulitkan kita untuk dilakukan pompanisasi. Bila hujan tidak deras diprediksi 3 hari lagi akan surut dan mudah-mudahan keadaan kembali normal," harapnya. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler