Industri Batam Tak Dapat Subsidi Gas

Sabtu, 07 Juli 2012 – 17:28 WIB
NONGSA - Batam memiliki beberapa kawasan industri yang terdiri ratusan industri yang menggunakan energi gas untuk menunjang produksi industri. Meski demikian Dirjen Migas dengan tegas mengatakan industri di Batam tidak akan mendapatkan subsidi gas dari pemerintah karena sulitnya memproduksi gas.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan ESDM Kota Batam Ahmad Hijazi, meminta kepada pemerintah melalu Dirjen Migas supaya industri di Batam mendapatkan subsidi gas dari pemerintah demi meringankan beban industri dan kelancaran produksi

"Hampir semua kegiatan industri di Batam ini membutuhkan gas sebagai energi untuk mendukung kegiatan industri termasuk PLN Batam yang menggunakan gas sebagai base loadnya PLN Batam," kata Hijazi, Jumat (6/7).

Saat ini harga gas ke Industri di Batam menurut Hijazi senilai USD 6,5 per BBTUD, di mana kebutuhan gas Batam perharinya mencapai 60 bbtud, 40 BBTUD digunakan oleh PLN Batam.
Hijazi juga mengkritisi seringnya terjadi kekurangan pasokan gas ke Batam terlebih saat terjadinya perawatan pipa di Grisik, Jambi. Ia berharap pemerintah melalui Dirjen Migas untuk memberikan perhatian dalam masalah ini.

Selain itu, pembangunan pipa gas dari Natuna ke Batam juga diharapkan mendapatkan perhatian dari pemerintah sehingga Batam bisa lebih mudah mendapatkan pasokan gas yang memadai.
Menanggapi hal ini Dirjen Migas Evita Herawaty Legowo, mengatakan subsidi gas ke industri di Batam belum bisa diwujudkan mengingat sumber daya gas yang susah untuk diproduksi. Menjaga stok gas itu merupakan sebuah kewajiban sehingga bisa merata di seluruh Indonesia.

"Insentif gas atau subsidi gas ke Industri di Batam masih akan tetap pada ketentuan sebelumnya. Memproduksi gas itu tidak sama dengan memproduksi sepatu yang bahannya bisa diambil dari berbagai material seperti kulit buaya dan sejenisnya," kata Evita.

Meski demikian Evita  mengatakan akan mengusahakan kontinuitas pasokan gas ke Batam sehingga tidak mengganggu kegiatan industri di Batam. "Yang paling penting kesinambungan pasokan gas tersebut," katanya.

Ari Guradi, Tim Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau juga meminta pasokan gas ke Batam dan Kepri untuk diperhatikan, mengingat Kepri merupakan salah satu penghasil gas besar di Indonesia.

Meski tak ditanggapi Dirjen Migas, Ahmad Hijazi mengaku Pemko Batam akan terus memperjuangkan ini ke pemerintah pusat demi kelancaran industri di Batam. (cr15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembebasan Lahan PLTU, Laut juga Diganti Rugi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler