Industri Farmasi Fokus Obat Generik

Kamis, 06 Juli 2017 – 12:32 WIB
Ilustrasi obat. Foto; AFP

jpnn.com, JAKARTA - Nilai pasar industri farmasi pada tahun ini diperkirakan tumbuh 6–7 persen.

Artinya, pertumbuhan itu lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai sembilan persen dengan nilai pasar Rp 66 triliun.

BACA JUGA: Pemerintah Diingatkan Soal Sinkronisasi Kebijakan

Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Honesti Basyir menyatakan, kondisi tersebut terjadi lantaran ketergantungan bahan baku industri farmasi terhadap impor yang mencapai 90 persen.

’’Selain itu, konsumsi obat berubah. Keberadaan BPJS Kesehatan membuat obat generik berkembang. Memang, industri farmasi didorong ke arah pertumbuhan volume agar ada pemerataan kesehatan yang tidak lagi berbasis margin tinggi,’’ ujarnya, Rabu (5/7).

Komposisi obat generik di Kimia Farma mencapai 45 persen dari total penjualan perseroan.

Tahun ini, perseroan membidik angka penjualan senilai Rp 2,2 triliun–Rp 2,3 triliun.

’’Pada triwulan pertama, kami sudah berhasil membukukan penjualan 90 persen dari target. Kami tetap optimistis target penjualan tercapai pada akhir tahun ini,’’ tuturnya.

Kimia Farma juga memegang tender obat generik melalui e-government senilai Rp 700 miliar.

Angka itu meningkat bila dibandingkan dengan realisasi tender obat generik perseroan Rp 600 miliar pada 2016.

Direktur Pengembangan Bisnis PT Kimia Farma Tbk Pujianto mengakui, pertumbuhan pasar farmasi memang tidak terlalu besar.

Namun, pertumbuhan untuk permintaan obat generik mampu mencapai double-digit.

’’Itu pun baru dari yang e-government, belum termasuk yang ritel,’’ jelasnya.

Meski begitu, realisasi penjualan memang bergantung terhadap kecepatan penyerapan anggaran pemerintah untuk program kesehatan.

Tahun ini, belanja kesehatan pemerintah mencapai Rp 104 triliun atau lima persen dari total pagu belanja APBN 2017.

Angka tersebut meningkat dari alokasi belanja kesehatan APBNP 2016 senilai Rp 67,2 triliun.

Kebutuhan yang terus membesar terhadap obat generik pun mendorong perseroan berencana melakukan ekspansi ke produksi obat generik.

Kimia Farma kini membangun pabrik obat di Banjaran, Bandung, untuk memperbesar kapasitas produksi obat generik menjadi empat kali lipat.

Sekitar 60 persen kapasitas bakal digunakan untuk produksi obat generik.

Di sisi lain, perseroan juga gencar membangun pabrik bahan baku untuk menyubstitusi kebutuhan bahan baku impor produk farmasi.

Misalnya, pabrik bahan baku obat di Cikarang dan pabrik garam farmasi di Watudakon, Jombang. (vir/c14/noe)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler