jpnn.com, CIBITUNG - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sektor industri logam tumbuh sebesar 20,6 persen pada kuartal III-2022.
Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Taufiek Bawazier mengungkapkan, raihan tersebut merupakan yang tertinggi selama 10 tahun terakhir.
BACA JUGA: Raih 2 Penghargaan di Ajang SNI Award 2021, Tatalogam Group: Komitmen Kami Menjaga Mutu
Dan salah satu penunjang terbesarnya adalah industri baja.
“Kuartal 3 industri logam tumbuh 20,2 persen. Selama 10 tahun terakhir tertinggi. Jadi tidak pernah terjadi pertumbuhan logam sehebat ini,” ujar Taufiek dalam sambutannya di acara Pelepasan Ekspor Perdana End Produk di pabrik genteng metal PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group) di Cibitung, Bekasi, Rabu (21/12).
BACA JUGA: Melalui Bus Trans Jateng, Ganjar Pangkas Biaya Transportasi Buruh
Menurut Taufiek, hal ini bisa tercapai berkat Tatalogam Lestari sebagai bagian dari industri baja ringan yang sudah mulai menjalankan program hilirisasi.
Oleh karena itu, dia mengapresiasi keberhasilan PT Tatalogam Lestari yang telah mampu memasarkan produk hilirnya hingga ke luar negeri.
BACA JUGA: Imbau Penumpang Hindari Antrean Puncak Nataru, ASDP: Pastikan Beli Tiket Online Ferizy
Keterlibatan Industri Kecil Menengah (IKM) batu alam dalam menghasilkan produk atap metal kualitas ekspor dengan nama Multi Sirap ini juga disebutnya sebagai bagian dari hilirisasi yang sangat penting.
“Yang pertama pemerintah terus mendukung. Ini (ekspor end produk) adalah konsep bentuk hilirisasinya baja. Jadi kami juga menerapkan supplay - demand antara hulu, tengah dan hilir. Hilir ini sebenarnya adalah bagian terpenting karena di produk akhirnya ini sudah langsung digunakan oleh end user. Dan dari situ kami dukung untuk menerapkan SNI Baja profil baja ringan. Karena di situ bagian untuk mengatur tata niaga sehingga tercipta iklim bisnis yang sehat juga,” terang Taufiek.
Dikesempatan yang sama, Vice Presiden Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi menerangkan, produk atap metal Multi Sirap merupakan produk akhir baja ringan berupa atap metal yang dilapisi batu rijang dan batu andesit atau batuan alam unik dari gunung berapi yang memiliki tingkat kekerasan tinggi.
Batuan ini mampu mengurangi suhu ekstrem dan meredam suara. Batu ini juga sudah lolos uji ketahanan di Amerika dan berhasil mengantungi sertifikat FM Approvals (Factory Mutual Approvals) dan ASTM (American Standard Testing and Material).
“Atap Multi Sirap merupakan hasil kolaborasi antara Tatalogam Lestari dengan UD Celladia, IKM pengrajin batuan alam di Trenggalek, Jawa Timur yang sudah bermitra dengan kami sejak 1994. Kemudian di tahun 2000 IKM itu mulai kami bina hingga akhirnya beberapa hari yang lalu kami dianugerahi penghargaan Upakarti dari Kemenperin karena menjadi industri pelopor yang bisa membawa produk Indonesia ke luar negeri yang di dalamnya ada link and match dengan IKM,” terangnya.
Stephanus menambahkan, sebanyak 20 ton atap metal Multi Sirap senilai Rp 1 miliar atau usd 52.000 akan dikirim ke Malaysia dalam ekspor perdana kali ini.
“Kali ini ekspor perdana kami untuk produk hilir yang akan langsung bertemu pengguna di luar negeri. Kami berharap dengan dimulainya ekspor produk hilir ini akan memberikan nilai tambah tidak hanya di ekspor bahan mentah atau setengah jadi. Kami berusaha memerkuat industri hilir baik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun mancanegara,” terang Stephanus.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada