Industri Otomotif Butuh IKM Logam

Senin, 25 Maret 2019 – 10:42 WIB
Menperin Airlangga Hartarto dalam acara Rebut 2024 yang digelar Asumsi di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Foto: Istimewa

jpnn.com, KLATEN - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa industri kecil dan menengah (IKM) siap berkontribusi dalam rantai pasok industri otomotif nasional.

Hal itu tak lepas dari sinergi antar pelaku industri yang kini digalakkan pemerintah. Demi meningkatkan kinerja, sektor swasta harus merangkul berbagai industri pendukung lainnya.

BACA JUGA: Program Santripreneur, Airlangga: Santri Bisa Jadi Wirausaha Andal

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebut Koperasi Batur Jaya (KBJ) sebagai contoh IKM logam yang kontribusinya dalam rantai pasok industri otomotif meningkat.

Koperasi yang terletak di Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tersebut memproduksi 200 cylinder sleeve per bulan sejak Januari lalu.

BACA JUGA: IKM Siap Berkontribusi di Dunia Industri Otomotif Nasional

Produk itu dikirimkan ke PT TPR Indonesia yang memasok komponen piston ring PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

’’Keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa perencanaan yang baik serta pelatihan dan pendampingan dalam metode yang tepat meningkatkan kinerja,’’ kata Airlangga, Minggu (24/3).

BACA JUGA: Golkar Rombak Pengurus, Rizal Mallarangeng Jadi Korbid Galsus

Selama sekitar dua tahun, IKM yang tergabung dalam KBJ mampu merambah pasar yang menuntut kualitas, produktivitas dan teknologi plus kontinuitas suplai yang tinggi.

IKM logam sentra Ceper beranggota 300 pelaku usaha. Separuhnya adalah IKM yang tergabung dalam KBJ.

’’Klaster logam di sana punya sekitar 4.000 tenaga kerja,’’ ujar Airlangga. Terserapnya banyak tenaga kerja itu menjadi bagian penting pengembangan IKM.

Menurut pria 57 tahun tersebut, KBJ sudah melakukan transformasi sistem produksinya sehingga bisa memenuhi permintaan manufaktur skala besar.

’’Jadi, sudah memiliki daya saing dan masuk dalam ekosistem Toyota,’’ kata Airlangga.

Airlangga berharap volume KBJ bisa terus meningkat. Dalam menjalin kemitraan dengan pemasok agen pemegang merek (APM), IKM membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil.

Mereka juga membutuhkan teknologi mesin dan peralatan yang canggih, teknis produksi yang sistematis, dan bahan baku yang selalu tersedia.

Untuk itu, Kemenperin akan fokus pada pengembangan sentra logam. Terutama di Ceper, Tegal, Jogjakarta, Sukabumi, Purbalingga, Semarang, Pasuruan, Sidoarjo, dan Jabodetabek.

’’Sentra-sentra tersebut juga akan diarahkan menjadi pusat logistik, pusat bahan baku (material center), dan R&D bagi IKM di sekitarnya,’’ kata Airlangga.

Data Kemenperin menyebutkan bahwa sektor alat angkutan memberikan kontribusi 1,86 persen terhadap PDB nasional pada 2018.

Pada periode yang sama, produksi kendaraan roda empat atau lebih mencapai angka 1,34 juta unit dan total penjualan di dalam negeri 1,15 juta unit.

’’Jika nanti produksi industri otomotif dalam negeri 2,2 juta unit, IKM logam akan memiliki kesempatan lebih besar untuk dapat masuk dan berkontribusi dalam rantai pasok industri otomotif nasional,’’ papar Airlangga.

Sementara itu, Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono menyebutkan bahwa mobil produksi Toyota seperti Kijang Innova memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di atas 80 persen.

Artinya, sebagian besar komponen mobil tersebut dipasok dari dalam negeri. Dengan kerja sama yang solid antara industri pendukung dan industri utama, menurut Warih, Indonesia akan mampu menciptakan produk otomotif yang dominan unsur lokalnya atau biasa disebut true localization (TL). (agf/c22/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wussshh...Ekspor Rokok dan Cerutu Mengepul Capai USD 931,6 Juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler