jpnn.com, BREBES - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah berupaya agar pasokan bawang merah mampu memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadan hingga Lebaran. Bahkan mendorong pembangunan industri pasta dan ekspor.
Untuk itu, Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi mengunjungi Kabupaten Brebes yang merupakan sentra bawang merah dengan kontribusi 21 persen dari produksi nasional .
BACA JUGA: Mentan: Peternakan Harus Sejahterakan Petani Bulukumba
“Ini kami pantau pertanaman dan terlihat nanti akan panen raya yakni Juni 4000 hektar dan Juli 3500 hektar. Bulan Juni-Agustus panen raya di Brebes, hasilnya mampu memasok kebutuhan kota-kota besar bahkan sampai luar Jawa,” kata Suwandi saat mengunjungi sentra bawang merah Brebes, Kamis (26/4).
Untuk menjamin kelancaran pasokan bawang merah, kata Suwandi, tata kelola bawang merah terus diperbaiki secara utuh mencakup hulu hingga hilir. Aspek hulu seperti meningkatkan kesuburan lahan, budidaya ramah lingkungan, hingga pada tata niaganya.
BACA JUGA: Anggota DPR Nilai Amran Sulaiman Menteri Berprestasi
“Pada aspek hilir ini sedang dibangun industri pasta bawang merah dengan kapasitas 1 ton perhari. Direncanakaan beroperasi empat bulan ke depan,” terangnya.
Sementara pada tata niaga, selain dijual ke dalam negeri juga sedang mempersiapkan eskpor ke Thailand sebanyak 3000 ton pada bulan Juli-Agustus nanti. Penanganan hulu-hilir pendekatan kawasan dengan mendorong ekspor.
BACA JUGA: Harga Bawang Putih Tinggi, DPR: Ini Persoalan Tata Niaga
“Mendorong ekspor ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Dengan ekspor kesejahteraan petani meningkat dan pendapatan nasional pun naik,” ujar Suwandi.
Sementara itu, petani champion Bawang Merah Brebes, Juwari mengatakan, baru-baru ini di Brebes telah dibangun Badan Usaha Milik Petani (BUMP) dengan nama PT Sinergi Brebes Inovatif. BUMP ini dibangun oleh 41 pemegang saham dari petani.
“Kini sedang membangun pabrik senilai Rp 2 miliar dan beroperasi bulan Agustus 2018. Jadi untuk bawang merah grade-3 ukuran kecil akan dioleh di pabrik pasta ini. Posisi saya di BUMP sebagai sebagai Komisaris Utamanya,” kata Juwari dengan wajah sumringah.
Pengusaha bawang merah Brebes PT HRD, Benny mengatakan, pihaknya telah menyiapkan rencana ekspor bawang merah ke Thailand sebanyak 3.000 ton. Ekspor dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2018.
“Kami bisa memasukan ke Thailand pada bulan tersebut, karena Thailand sedang tidak panen, sehingga harganya bagus. Harga kami sangat kompetitif dan bisa bersaing dengan India,” terangnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, Budhiarso mengatakan, setiap tahun Brebes tanam bawang merah sebanyak 30 hingga 35 ribu hektar dengan produksi 300 hingga 350 ribu ton. Panen raya besar terjadi pada bulan Juni-Agustus dan panen raya kecil Desember-Januari.
“Panen raya Juni dengan produktivitas 10 ton per hektar menghasilkan 42 ribu ton dan Juli 37 ribu ton,” jelasnya.
Artinya tegas Budhiarso, rata-rata sehari mampu memasok 1300 ton, untuk melayani keseluruh wilayah Indonesia. Sebagai contoh DKI Jakarta hanya membutuhkan 90 hingga 100 ton hari.
“Ini buktinya baru saja saya mengecek di lapak Desa Banjarratma, Kecamatan Bulakumba, sudah siap truk mengirim ke Sumatera Utara. Harga di sini ukuran besar bawang askip rogol Rp 25 ribu per kg dan biaya angkut sampai sampai Medan Rp 1.700 per kg,” tegasnya.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Ramadan, Kementan Monitoring Ketersediaan Cabai Rawit
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh