Industri Sepeda Kejar Sales 7,2 juta Unit

Rabu, 25 Januari 2012 – 22:48 WIB

SURABAYA - Tren dan gaya hidup sehat rupanya efektif untuk menggenjot penjualan sepeda angin pada 2011. Konsolidasi data Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) sepanjang 2011 menyebutkan, penjualan sepeda pada pasar nasional sebesar 6 juta unit. Pada 2012, AIPI memproyeksi penjualan sepeda akan meningkat secara moderat sebesar 20 persen, atau menjadi 7,2 juta unit.

"Namun yang patut menjadi perhatian, komposisi penjualan sepeda impor dan industri sepeda lokal masih fifty-fifty. Bahkan, saya prediksi pada 2012 ini, posisinya masih sama," tutur Ketua AIPI Prihadi seperti dilansir Jawa Pos edisi hari ini.

Oleh sebab itu, dia menerangkan, untuk menghadang penetrasi sepeda impor yang semakin kuat dari tahun ke tahun, pihaknya saat ini gencar melakukan sosialisasi terhadap sepeda bersertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia). Prihadi mengatakan, program SNI tersebut juga mengantisipasi adanya kualitas sepeda yang tidak terstandarisasi.

Apalagi, dia mencontohkan, sepeda impor yang masuk ke Indonesia mayoritas ada di segmen mddle low. "Jadi kualitasnya sangat dipertanyakan. Hubungannya ini adalah dengan tingkat penjaminan terhadap keselamatan penggunanya," tutur pria yang tergabung dalam Lembaga Sertifikasi Sepeda PT Turangga Tosan Indonesia tersebut.

Prihadi mengatakan, pada 2011 lalu, masih ada beberapa importir dan industri sepeda besar di tanah air yang mengajukan SNI. "Kami mencatat ada tiga industri besar seperti Polygon, Wim Cycle, dan United yang sudah bersertifikasi SNI. Ada pula tujuh importir sepeda yang juga melakukan pengajuan. Mereka mengajukan standarisasi terhadap 300 merek dan tipe sepeda," terangnya.

Meski demikian, dia menerangkan, sebenarnya potensi industri di tanah air yang perlu mengikuti program SNI masih sangat besar. Pasalnya, diperkirakan masih ada lebih kurang 2 ribu tipe sepeda yang belum bersertifikasi SNI. Pihaknya pun mendorong industri sepeda lokal di tanah air, misalnya yang berada di wilayah-wilayah kabupaten untuk mendaftarkan SNI. "Sebab, untuk sepeda yang tak ber-SNI bisa ditarik peredarannya dan bisa kena razia," jelasnya.

Sementara itu, senada dengan Prihadi, Direktur Marketing PT Dispoly Indonesia Ronny Liyanto mengatakan optimistis pasar sepeda pada 2012 ini bisa membukukan penjualan secara positif dengan adanya peningkatan kapasitas produksi. Dalam kurun waktu 2011, produsen sepeda bermerek Polygon ini mencatat produksi sebesar 600 ribu unit selama setahun. Pada 2012, perusahaan yang berpusat di Sidoarjo, Jatim ini optimistis mampu mendongkrak produksi hingga menyentuh angka 800 ribu unit setahun.

"Kami proyeksi ada kenaikan produksi sekitar 33,3 persen. Pada 2012 kami mengoreksi komposisi ekspor sepeda, dan makin meningkatkan suplai untuk memenuhi permintaan pasar domestik," jelasnya.

Ronny tak menampik, krisis Eropa sangat berdampak signifikan terhadap penjualan Polygon. Pasalnya, dari total kapasitas produksi sepeda di 2011, sebanyak 70 persen diperuntukkan pasar ekspor. Sedangkan 30 persennya untuk pasar lokal. Pada 2012 ini, Polygon lebih seriusi pasar domestik dengan komposisi 35 persen, dan 65 persen untuk pasar ekspor. Saat ini 90 persen tujuan ekspor Polygon adalah negara-negara di Eropa. Sementara sisanya tersebar di Malaysia, Singapura, dan Australia.

Selain itu, untuk memperkuat penguasaan pasar domestik, tahun ini Polygon bakal membuka 10-15 outlet Rodalink, yang disebar ke Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Nilai investasi dari pembukaan gerai Rodalink ini ditaksir mencapai Rp 30 miliar. Hingga akhir 2012, diperkirakan outlet Rodalink menjadi sekitar 48 outlet.

"Nantinya, setiap outlet bakal kami gunakan untuk display 150 unit sepeda. Kami prediksi, grafik permintaan pasar tahun ini masih tetap sama. Lebih banyak untuk sepeda dengan harga di segmen middle. Kontribusinya sekitar 60 persen. Barulah segmen yang high 20 persen, dan low menyumbang 20 persen," tandasnya. (gal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... CIMB Niaga Garap Anak-anak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler