jpnn.com - SEMUA orang tahu banyak sekali manfaat menyusui, baik bagi ibu, si bayi maupun bagi keuangan keluarga sehingga ASI menjadi hadiah paling berharga dari Sang Pencipta. Namun ternyata ASI itu juga ada efek sampingnya loh.
Menurut salah satu ahli bedah payudara wanita terkemuka Inggris dari University College London, Joanna Frank, mengatakan bahwa seorang ibu yang rajin memberikan ASI pada sang buah hatinya bisa menempatkan sang ibu tersebut terkena risiko infeksi menakutkan umum yang jika diabaikan dapat menyebabkan keracunan darah dan bahkan operasi.
BACA JUGA: Pria Idap Kanker Payudara Lebih Panjang Umur Dibanding Wanita
"Infeksi berbahaya yang saya maksud disini adalah mastitis," kata Joanne, seperti dilansir laman Daily Mail, Senin (15/12).
"Tubuh kita tidak sama baik bentuk dan ukuran semua berbeda, jadi kita semua memiliki bakat yang berbeda untuk menyusui," kata Joanne lebih lanjut.
BACA JUGA: Soraya Haque: Anak Tanya Seks, Ibu Jangan Risih
Satu dari sepuluh wanita menyusui akan mengembangkan mastitis, kondisi yang menyakitkan yang menyebabkan payudara menjadi merah dan bengkak. Seringkali, hal itu disebabkan oleh trauma puting karena menyusui sementara tidak memproduksi cukup ASI. Kulit yang rusak menjadi titik masuk untuk infeksi bakteri. Hal ini dapat terjadi tiba-tiba, biasanya pada satu payudara dan dapat menghasilkan sensasi terbakar di daerah yang terkena dan gejalanya seperti suhu tinggi, demam dan menggigil.
Mastitis biasanya dapat diobati dengan antibiotik, tetapi jika diabaikan atau jika tidak merespon terhadap antibiotik, maka dapat berkembang menjadi abses.
BACA JUGA: Butuh Pemanis Pengganti Gula? Ini Alternatifnya
"Abses payudara adalah kumpulan nanah yang menyakitkan yang terbentuk pada payudara. Ini bisa terjadi jika bakteri masuk kejaringan payudara atau jika saluran susu yang membawa susu menjadi tersumbat dan satu-satunya cara untuk menyembuhkan abses ini adalah melalui operasi," pungkas Joanne.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Galau, Remaja Inggris Suka Sakiti Diri Sendiri
Redaktur : Tim Redaksi