Inflasi AS Meroket, Harga Emas Hari Ini Cerah

Rabu, 13 April 2022 – 07:15 WIB
Harga emas menguat lebih dari satu persen lantaran terimbas berkurangnya imbal hasil obligasi pemerintah AS pascadata inflasi AS meroket ke tertinggi 40 tahun. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB).

Emas menguat lebih dari satu persen lantaran terimbas berkurangnya imbal hasil obligasi pemerintah AS pascadata inflasi AS meroket ke tertinggi 40 tahun.

BACA JUGA: Harga Emas Pegadaian Hari Ini, Senin 11 April, Cocok nih untuk Koleksi

Inflasi AS diprediksi akan menurunkan kemungkinan pengetatan kebijakan agresif jangka panjang oleh Federal Reserve (The Fed).

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak USD 27,9 atau 1,43 persen menjadi ditutup pada USD 1.976,10 per ounce.

BACA JUGA: Harga Emas Pegadaian, Jumat 8 April 2022, Jual atau Beli?

Harga emas berjangka terdongkrak USD 2,6 atau 0,13 persen menjadi USD 1.948,20 pada Senin (11/4/2022), setelah terangkat USD 7,8 atau 0,4 persen menjadi USD 1.945,60 pada Jumat (8/4/2022).

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga konsumen AS dan ukuran inflasi melonjak 8,5 persen dari tahun lalu.

BACA JUGA: Update Harga Emas Hari Ini 1 April 2022, Naik Tipis, Lumayan Bun!

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan tergelincir setelah data menunjukkan inflasi meningkat pada Maret.

Emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, kenaikan harga-harga dapat menyebabkan bank sentral menaikkan suku bunga, mendorong imbal hasil obligasi dan meningkatkan peluang kerugian memegang emas dengan imbal hasil nol.

"Jika kita akan terus melihat inflasi inti tidak melonjak pada tingkat yang sama (seperti inflasi utama), The Fed mungkin tidak seagresif ketika inti bergerak lebih tinggi," kata Kepala strategi komoditas di TD Securities Bart Melek.

Gubernur Federal Reserve Lael Brainard mengatakan upaya gabungan pemangkasan neraca dan serangkaian kenaikan suku bunga akan membantu menurunkan inflasi.

Menurut analis pasar senior di OANDA Edward Moya, The Fed masih diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan depan untuk menjinakkan inflasi. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler