jpnn.com, JAKARTA - Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) merilis data IHK (indeks harga konsumen).
IHK naik 0,6 persen dari Desember, sementara data tersebut menandai kenaikan tahunan keempat bulan berturut-turut lebih dari 6,0 persen.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Inflasi dan PMI Manufaktur Sinyal Pemulihan Ekonomi
Data IHK tersebut menanjak dalam 12 bulan. Inflasi AS hingga Januari melonjak 7,5 persen, kenaikan tahun-ke-tahun terbesar sejak Februari 1982.
Peluang kenaikan suku bunga 50 basis poin atau meningkat menjadi lebih dari kemungkinan kenaikan 25 basis poin seperti yang diperkirakan sebelumnya.
BACA JUGA: BPS: Inflasi 2021 Sebesar 1,87 Persen
Pasar juga mempertimbangkan bagaimana bank sentral lain akan melawan inflasi yang meningkat secara global, terutama didorong oleh kenaikan harga komoditas.
Analis pasar senior Edward Moya mengatakan tekanan harga yang lebih luas dan meluas ini adalah cerita global.
"Kami mulai melihat banyak negara maju lainnya sekarang menjadi lebih agresif dalam mengatasi inflasi."
Suku bunga, terutama pada short end, melonjak setelah data IHK dirilis. Imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun, yang biasanya bergerak sesuai dengan ekspektasi suku bunga, naik 26,1 basis poin menjadi 1,609 persen.
Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun mencapai 2,0 persen untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia