jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Januari 2023 sebesar 0,34 persen secara bulanan dan 5,28 persen year on year (yoy).
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan inflasi Januari 2023 relatif lebih rendah jika dibandingkan inflasi Januari tahun sebelumnya 0,56 persen.
BACA JUGA: BPS Sebut Ekspor Pertanian Tumbuh 10,52 Persen Pada 2022
"Inflasi tertinggi terjadi di Kotabaru sebesar 7,78 persen dengan IHK sebesar 119,97 dan terendah terjadi di Sorong sebesar 3,23 persen dengan IHK sebesar 112,02," ujar Margo dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/2).
Selain itu, inflasi Januari 2023 dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya kenaikan tarif cukai rokok, penurunan harga BBM, hingga kenaikan suku bunga acuan.
BACA JUGA: BPS: Sepanjang 2022, Neraca Perdagangan Surplus USD 54,46 Miliar
"Kebijakan pemerintah dan bank sentral yang akan pengaruh ke inflasi 2023," katanya.
Kemudian, dari sisi bahan pangan komoditas beras memberikan andil inflasi sebesar 0,03 persen.
"Jika dilihat pergerakannya harga beras ini dibanding Desember terjadi kenaikan itu juga kalau dibanding Januari 2023," ungkapnya.
Lebih lanjut, berdasarkan kelompok pengeluaran, di antaranya kelompk makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,82 persen, pakaian dan alas kaki sebesar 1,07 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 3,62 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,28 persen, kesehatan sebesar 3,04 persen
Selanjutnya, BPS mencatat transportasi sebesar 13,91 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,87 persen, pendidikan sebesar 2,80 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,46 persen, dan perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,15 persen.(mcr28/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari