jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan tiga gempa terkini yang mengguncang wilayah Tapanuli Utara, Sumatra Utara pada Sabtu dini hari.
Plt Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyatakan gempa yang terjadi di Tapanuli Utara, Sumatra Utara, pada Sabtu dini hari, akibat aktivitas sesar besar Sumatra segmen Renun.
BACA JUGA: BMKG Laporkan 3 Gempa di Tapanuli Utara, Waspada Getaran Susulan
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar besar Sumatra segmen Renun," ujar Daryono seperti dikutip dari Jakarta, Sabtu (1/10).
Sebelumnya, gempa tektonik dengan magnitudo 5,8 terjadi wilayah Tapanuli Utara pada pukul 02.28 WIB.
BACA JUGA: Gempa Bumi Bermagnitudo 6,4 Guncang Meulaboh Aceh, Begini Analisis BKMG
Episenter gempa terletak pada koordinat 2,11 lintang utara dan 98,83 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada kedalaman 10 kilometer.
BMKG menyebut adanya 24 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M5,1 dan magnitudo terkecil M2,5 dalam monitoring hingga pukul 04.05 WIB.
BACA JUGA: Analisis BMKG Terkait Gempa Bumi di Meulaboh, Aceh, Berpotensi Tsunami?
Daryono mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Gempa tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Tarutung dengan skala intensitas VI MMI (getaran dirasakan oleh semua penduduk dan kebanyakan semua terkejut dan lari keluar), daerah Sipahutar dengan skala intensitas V MMI (getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).
Lalu daerah Singkil dengan skala intensitas IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Tapaktuan dan Gunung Sitoli dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu).
"Berdasarkan informasi sementara, gempa bumi ini menimbulkan kerusakan pada beberapa rumah warga di Tapanuli. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata dia.
BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," kata dia.
Daryono menambahkan masyarakat juga diminta untuk memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggalnya cukup tahan gempa.
"Tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," pungkas Daryono. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul