jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat dituntut menjaga kesehatan dan rutin berolahraga, terutama di masa pandemi COVID-19. Di antaranya melalui jogging, jalan kaki, senam, bersepeda dan lain lain.
Guna mendorong dan mendukung masyarakat Indonesia membangun gaya hidup sehat, sepeda Basso merilis koleksi terbarunya.
BACA JUGA: Viar Rilis Sepeda Lipat Listrik, Intip Harganya di Sini
Yaitu Diamante, Diamante SV, Konos, Volta, Tera, Palta, Venta, dan Astra. Masing-masing merupakan hasil dari inovasi tanpa henti.
Dari sejumlah koleksi itu, empat di antaranya dibawa ke Indonesia oleh Famindo Roda Gemilang (FRG), sebuah perusahaan distributor sepeda yang didirikan profesional berpengalaman dalam dunia bisnis sepeda.
BACA JUGA: Walkot Padang Mahyeldi Minta Komunitas Sepeda Motor Bisa Jadi Agen Peduli Sesama
“Basso bukan hanya sebuah sepeda. Basso adalah seni karya sebuah sepeda. Basso merupakan penggabungan dari keindahan dan kenyamanan yang bisa langsung dirasakan pengendaranya. Sesuai dengan filosofinya, functionally beautiful, beautifully functional," kata Kurniadi Seta Sanjaya, direktur FRG dalam siaran persnya, Sabtu (19/12).
Adapun empat koleksi sepeda Basso yang dibawa FRG ke Indonesia adalah Diamante SV, Astra, Palta, dan Venta.
BACA JUGA: Polisi Bakal Panggil Korlap Aksi 1812 Terkait Temuan Sajam dan Ganja
Diamante SV (Super Veloce = Super Fast) adalah mahakarya Basso; sepeda balap tercepat yang pernah diciptakan Basso.
“Tidak hanya elok dipandang, Basso juga dibuat melalui pengalaman selama lebih dari 40 tahun dalam mengembangkan sepeda yang didesain untuk kenyamanan bersepeda; Ride, Perfected. Dari sebuah tradisi membuat sepeda, lahir sebuah legenda sepeda. Made to race, made to last, made by Basso,” jelasnya.
Julius Agus Salim, dirut FRG mengatakan, dengan menghadirkan sepeda berkelas seperti Basso, masyarakat punya banyak pilihan dan kesempatan untuk mendapatkan sepeda berkualitas dan mendukung aktivitas olahraga.
Dikatakan sepeda bukan hanya sarana olahraga dan transportasi. Saat ini, sepeda sudah menjadi gaya hidup dan identitas pemakainya.
Pihaknya mencoba memberikan berbagai macam pilihan sepeda yang sesuai dengan karakter pemiliknya.
Dalam kesempatan sama, Danny William Johan Siwu, brand manager Basso menambahkan inovasi sepeda Basso juga digagas keluarga Basso dengan melibatkan kalangan kampus dari Jerman.
Dia menjelaskan Basso bukan merek baru dalam dunia persepedaan. Masyarakat Italia mengenal Basso sejak 40 tahun lalu.
“Sepeda tersebut diciptakan pesepeda Alcide Basso, saudara dari Marino Basso yang dikenal sebagai juara balap sepeda dunia yang digelar di Gap, Perancis pada 1972. Pabrik sepeda Basso dibangun pada 1977 di provinsi Treviso, Italia,” ujarnya.
Ditambahkan, sepeda balap Basso memiliki banyak keunggulan. Salah satunya, frame sepeda yang terbuat dari serat karbon kualitas premium. Meski terasa ringan, frame-nya sangat kuat dan tangguh di berbagai medan.
Selain frame, keunggulan lain dari Basso adalah cockpit system. Malah bagian itu dinilai terbaik dan paling elegan, dengan desain stem yang aerodinamis.
Dengan demikian, tak ada lagi kabel yang melintang pada top tube, down tube dan fork, karena Basso menggunakan sistem internal cable routing.
“Sistem itu membuat Basso terlihat estetis. Dan yang terpenting, sistem itu juga membuat drivetrain dan pengereman menjadi lebih terlindungi. Menjajal Basso di jalan-jalan di Indonesia, akan menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan,” terang Danny.
Lebih lanjut dikatakan Julius, bekerja sama dengan Basso, FRG akan membuat sepeda berkualitas dengan harga yang lebih murah. Mesin pembuat sepedanya akan datang Maret 2021, tetapi FRG mendorong terus agar bisa masuk Indonesia Februari 2021.
"Pihak Basso, yang diwakilkan Alexandro Basso akan datang ke Indonesia. Persiapan sumber daya sudah dilakukan, lewat kerja sama dengan beberapa politeknik. Semoga rencana ini bisa terwujud tahun depan,” tukas Julius.
Sepeda balap buatan Italia Basso ini akan meramaikan pasar sepeda premium di Indonesia. Sepeda yang akan dirilis pada Januari 2021 itu dibanderol dengan kisaran harga Rp66 juta hingga Rp190 juta. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad