jpnn.com - jpnn.com - Pengamat kepemiluan Said Salahudin mengatakan, debat perdana pasangan calon Gubernur DKI Jakarta yang digelar Jumat (13/1) lalu masih menyisakan sejumlah isu yang belum direspons para kontestan sebagaimana harapan masyarakat.
Menurutnya, duet Agus Yudhoyono-Sylviana Murni masih belum merespons satu pertanyaan dari Basuki T Purnama-Djarot S Hidayat (Ahok-Djarot).
BACA JUGA: Fraksi Golkar Patungan Rp 10 Juta, Ini Reaksi Ahok
"Saya mencatat ada beberapa hal yang luput ditanggapi atau dijawab oleh peserta debat yang jumlahnya bervariasi pada tiap-tiap paslon. Misalnya pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, tidak menjawab pertanyaan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat," ujar Said di Jakarta, Senin (16/1).
Menurut Said, pertanyaan yang tidak dijawab Agus-Sylvi adalah tentang cara mengelola dana Rp 1 miliar per rukun warga (RW) jika duet yang diusung Koalisi Cikeas itu kelak memimpin DKI. Sebab, kesalahan pengelolaan uang negara bisa berujung korupsi.
BACA JUGA: Mas AHY Jawara Survei, tapi Versi GRP
Said mengatakan, substansi pertanyaan Ahok-Djarot sebetulnya terkait cara Agus-Sylvi menghindarkan penyimpangan dalam pengelolaan anggaran daerah. “Sayangnya, walaupun memberi jawaban, tetapi substansi pertanyaan mengenai metode tidak dijabarkan oleh Agus-Sylvi," ucap Said.
Pengamat politik yang juga direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) itu pun menyayangkan tidak adanya respons yang jelas dari Agus-Sylvi soal cara mengelola dana Rp 1 miliar untuk setiap RTuntuk RW. Padahal, uraian cara mengelola uang dan pertanggungjawabannya merupakan hal penting.
BACA JUGA: Pemilik Tempat Hiburan Malam, Simak Ancaman Ahok Ini!
Dengan demikian pemilih juga bisa mengukur peluang keberhasilan program yang ditawarkan paslon nomor urut 1 itu.
Selain itu, Said juga mengungkapkan bahwa duet Agus-Sylvi tidak memberikan tanggapan terkait program rumah apung. “Walaupun program itu sudah pernah dibantah jauh-jauh hari oleh paslon satu (Agus-Sylvi, red) dengan mengatakan bahwa mereka tidak pernah menggagas program tersebut, tapi pada sesi debat klarifikasi mengenai hal itu tidak disampaikan oleh paslon satu,” tutur Said.
Karenanya Said menilai penjelasan Agus-Sylvi merupakan hal penting. Tujuannya agar pemilih bisa mengerti bahwa program itu hanyalah isu yang tidak bisa dimintakan pertanggungjawaban seandainya nanti Agus-Sylvi memenangi pilkada.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bareskrim Periksa Kualitas Masjid Tinggalan Mpok Sylvi
Redaktur : Tim Redaksi