jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini tengah gencar-gencarnya mengkampanyekan sekolah aman, sehat, dan menyenangkan. Para orang tua pun diminta semakin intensif memantau perilaku anaknya apakah mau sekolah atau tidak.
Sebab, dari situ akan terlihat apa yang dirasakan anak-anak di sekolahnya.
BACA JUGA: Lihat Nih, Laksamana Bekali Mahasiswa Peserta KKN Kebangsaan
"Tolong orang tua dipantau anaknya. Kalau anaknya ogah-ogahan sekolah, berarti ada yang salah. Kalau dibangunkan untuk sekolah, anaknya malas-malasan itu tandanya ada apa-apanya di sekolah. Mungkin anaknya takut kepada guru atau temannya atau lainnya yang berada di lingkungan sekolah," ujar Sekjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Thamarin Kasman, Sabtu (23/7).
Sebaliknya, bila tanpa disuruh anak-anak semangat ke sekolah, itu berarti tempatnya menyenangkan. Sekolah menjadi rumah kedua bagi anak-anak.
BACA JUGA: Peringati Hari Anak Nasional, Ini Pesan Ibu Khofifah
"Anak-anak akan semangat ke sekolah, bila lingkungan sekolahnya menyenangkan. Untuk menciptakan sekolah menyenangkan dan rumah kedua bagi siswa, guru-guru sebagai tuan rumah harus siap," terangnya.
Thamarin juga mengimbau orang tua dan guru tidak hanya mengejar nila akademis, yang paling utama perilaku anak. Anak yang berbudi pekerti baik, pasti terhindar dari tindakan kekerasan. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Siswa Dipalak Teman, Orang Tua Polisikan Guru
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kada Sumsel Bangga Antar Anak di Hari Pertama Sekolah
Redaktur : Tim Redaksi