jpnn.com, ANKARA - Recep Tekin, pakar penyakit menular dan mikrobiologi klinis di Dicle University di Turki tenggara mengatakan, suhu yang lebih panas tidak akan membantu memperlambat penyebaran virus corona jenis baru COVID-19.
"Jika anda menjaga jarak sosial dan menggunakan masker maka tingkat infeksi penyakit mungkin menurun tetapi suhu itu sendiri tidak efektif," kata Recep Tekin kepada Kantor Berita Anadolu.
BACA JUGA: Peringatan dari Dokter Kohar untuk Warga Jatim, Bikin Merinding
Merujuk pada suhu Mediterania yang panas di Turki selatan, Tekin menyoroti bahwa jumlah kasus COVID-19 di wilayah tersebut baru-baru ini melonjak meski suhunya tinggi.
"Jika suhu panas sepenuhnya mencegah virus maka kami seharusnya tidak melihat kasus di Arab Saudi dan Afrika," lanjutnya.
BACA JUGA: Hasil Tes Swab 24.659 Warga Surabaya, Ya Ampun, Ngeri
Memperhatikan bakal ada hari-hari yang lebih panas dalam beberapa pekan mendatang, ia mengatakan masyarakat tidak boleh bertindak dengan mengandalkan ini.
Namun mereka harus menggunakan masker, menjaga jarak sosial dan memperhatikan kebersihan tangan tanpa menghiraukan suhu.
BACA JUGA: Nikita Mirzani Blak-blakan soal Hubungan dengan Cowok Bule, Katanya Lebih Enak
Hingga Rabu Turki melaporkan total 5.282 kematian akibat COVID-19 sementara lebih dari 187.511 pasien dinyatakan sembuh.
Saat ini terdapat lebih dari 208.938 kasus terkonfirmasi COVID-19 di negara tersebut
Sejak kemunculannya di Wuhan, China tengah pada Desember lalu pandemi virus corona telah merenggut 551.000 lebih korban jiwa di 188 negara dan wilayah.
Kasus COVID-19 di seluruh dunia kini mencapai 12,1 juta, sementara lebih dari 6,65 juta orang telah pulih dari penyakit pernapasan tersebut, menurut data yang dihimpun oleh Johns Hopkins University yang berbasis di AS. (Anadolu/antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Soetomo