Kunjungan ini bertujuan untuk meyakinkan British Petroleum untuk segera berinvestasi USD 12 miliar dalam pembangunan Kilang Train-3 lapangan Tangguh dan Premier Oil yang akan melakukan investasi USD 700 juta di Indonesia," ujar Menteri ESDM, Jero Wacik kemarin. Kunjungan kenegaraan ke Inggris itu dilakukan pada 31 Oktober hingga 1 November 2012.
Pada akhir Mei 2012 lalu, Presiden perusahaan migas asal Inggris, British Petroleum (BP) pernah menyampaikan komitmennya untuk berinvestasi sebesar USD 12 miliar atau setara Rp 111 triliun di Indonesia. Selain menyepakati pembangunan kilang Train 3 Lapangan Tangguh, British Petroleum juga akan memasok gas dari Train-3 untuk kebutuhan pasar domestik.
Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (BP Migas) diketahui telah memberikan izin prinsip kepada British Petroleum (BP), selaku operator Blok Tangguh, untuk Plan of Further Development (POFD) atau rencana pengembangan lanjutan untuk lapangan gas Tangguh di Papua Barat. Ekspansi Train 3 Tangguh akan dibangun di area Train 1 dan 2, yaitu di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Train 3 diharapkan dapat menambah kapasitas produksi gas sebesar 3.8 juta ton per tahun (MTPA), sehingga secara total kapasitas Tangguh akan meningkat menjadi 11.4 MTPA. Dalam PFOD Tangguh, juga disyaratkan bahwa BP dan partner setuju untuk menjual 40 persen dari LNG yang diproduksi dari Train 3 kepada PLN.
Sebagai pendahuluan dari kunjungan kenegaraan, digelar pula The 1st RI - UK Energy Dialogue yang menjadi ajang tukar menukar informasi di bidang migas, kelistrikan, mineral dan batubara, teknologi ramah lingkungan, dan perencanaan energi. Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan kerja sama dalam bidang energy modeling, carbon capture and storage project (CCS) dan laboratorium energi masa depan.
Dalam dialog energi kedua negara tersebut juga dibahas konsep Joint of Arrangement (JoA) on Energy antara Indonesia dan Inggris, yang ditandatangani pada Kamis, 1 Nopember 2012 waktu setempat. "JoA fokus kepada isu-isu energi yang spesifik dan identifikasi peningkatkan kerjasama kedua negara. Disepakati juga untuk melaksanakan pertemuan rutin minimal dua tahun sekali," jelasnya. (wir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Impor Laptop Diperketat
Redaktur : Tim Redaksi