Pesan dalam kertas bergaris berjudul "Pigeon Service" itu berisi 27 kelompok lima huruf. Kertas berisi pesan itu kemudian diserahkan kepada pihak berwenang beberapa pekan lalu.
Namun para ahli badan intelijen Inggris, GCHQ, mengaku kesulitan menguraikan pesan. "Kita benar-benar tidak mampu membacanya karena jenis sandi yang digunakan dalam operasi dirancang agar hanya bisa dibaca oleh pengiriim dan penerima," kata ahli sejarah di GCHQ, seperti dilansir BBC (24/11).
Namun mereka yakin pesan sandi dibuat dengan dua cara. Pertama, dengan hal yang disebut blok, yaitu menggunakan "kunci" acak. Kedua, sandi itu mungkin dibuat berdasarkan buku sandi sangat khusus yang mungkin sekarang telah dihancurkan.
Bila kunci tersebut benar-benar dipilih secara acak dan hanya diketahui pengirim serta penerima, maka pesan sandi itu mungkin tidak akan pernah terpecahkan. GCHQ sedang mencari bantuan untuk menemukan informasi yang berhubungan dengan konteks yang bisa membantu mengidentifikasi pengirim atau penerima. (Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Vatikan Dirikan Akademi Bahasa Latin
Redaktur : Tim Redaksi