jpnn.com - LONDON - Pro dan kontra antara para menteri di Inggris terkait keputusan untuk keluar atau tetap bergabung dengan Uni Eropa akan berakhir dengan referendum.
Perdana menteri Inggris David Cameron seperti dilansir BBC, mengatakan, referendum yang melibatkan suara rakyat Inggris itu akan dilakukan pada Juni 2016 mendatang. Cameron menyampaikan itu di kantornya di Downing Street no.10, segera rapa kabinet berlangsung.
BACA JUGA: 40 Agen Golf Jepang Ikuti Sales Mission
Dalam rapat tersebut para menteri terbelah dalam dua kubu: tetap di atau keluar dari Uni Eropa. Sementara Cameron sendiri memilih untuk tetap berada dalam Uni Eropa yang direformasi. "Referendum nanti sebagai salah satu keputusan terbesar di masa hidup kita," katanya.
Jika hasil referendum adalah memilih tetap berada di uni Eropa, antara lain perubahan terkait dana kesejahteraan migran, perlindungan sistem keuangan Inggris dan kemudahan Inggris untuk memblok ketetapan Uni Eropa yang tidak disetujui.
BACA JUGA: Imigran Uni Eropa Ancam Pekerja Inggris
Sejumlah anggota parlemen dari Partai Konservatif menyatakan niat untuk mendukung Perdana Menteri. Partai Buruh, Liberal Demokrat, SNP dan Plaid Cymru juga mendukung pilihan tetap bergabung di uni Eropa.
Tetapi banyak anggota Partai Konservatif menyatakan untuk mendukung kampanye keluar dari Uni Eropa, termasuk sekutu lama Cameron, Menteri Kehakiman Michael Gove.(ray/jpnn)
BACA JUGA: Adik George Bush Takluk di Tangan Trump
BACA ARTIKEL LAINNYA... Militan Kurdi Dalang Teror Turki
Redaktur : Tim Redaksi