jpnn.com, JAKARTA - Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Achmad Soetjipto bersedia dicopot dari posisinya.
"Jika kegagalan SEA Games 2017 dijadikan alasan, saya sebagai komandan siap bertanggung jawab. Jangan Prima yang dibubarkan. Saya saja yang diganti dengan orang yang dinilai lebih baik, lebih professional, dan lebih berdedikasi. Itu demi kemajuan olahraga Indonesia ke depan," kata Soetjipto di Jakarta, Jumat (13/10).
BACA JUGA: Tantangan Berat Polri Amankan Asian Games dan Pilkada
Menurut Soetjipto, Program Indonesia Emas adalah embrio pembinaan atlit elite di masa depan.
Semua negara yang sukses telah memilikinya. Namun, karena investasinya besar, maka sepenuhnya dipegang pemerintah.
BACA JUGA: Ini Risiko Pembubaran Satlak Prima
"Tradisi ini harus dijalankan ke depan. Ganti saja nakhodanya jika gagal bukan kapalnya yang dikaramkan. Akan sangat sulit bagi seorang pemimpin manakala sudah tidak dipercaya lagi," ujarnya.
Lantas, mengapa Soetjipto tidak ingin Prima sebagai kapal yang dinakhodainya selama ini dipertahankan?
BACA JUGA: Asian Games Kian Dekat, Bukan Momen Tepat Bubarkan Prima
"Perlu diketahui bahwa Satlak Prima itu sudah menyusun program pembinaan atlet elite dan perangkat-perangkatnya. Program yang dibuat pun tidak sembarangan dan bisa diuji kelayakannya. Kenapa? Karena kami mengacu kepada sistem lembaga sejenis dari negara-negara yang sukses prestasinya. Ini kan investasi yang patut dipertahankan," jelasnya.
Soetjipto mengakui, program Prima memang belum sempurna. Namun, dia menyebut program tersebut bisa dijadikan acuan dalam mempersiapkan atlet menuju Asian Games 2018 yang tinggal sebelas bulan lagi.
“Paling tidak kita tidak memulai dari awal lagi dalam meningkatkan prestasi atlet elite. Apa yang sekarang ada di Prima itu adalah hasil peras otak dan investasi selama hampir dua tahun. Sayang kan jerih payah itu dihilangkan," ungkap Soetjipto. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waketum PODSI Tak Sepakat Satlak Prima Dibubarkan
Redaktur & Reporter : Ragil