Inginkan Perdamaian, China Mengaku Jadi Korban Ancaman dan Tuduhan AS

Senin, 13 Juni 2022 – 16:27 WIB
Armada kapal perang Tentara Pembebasan Rakyat China kembali melakukan latihan di Selat Taiwan. Foto: PLA

jpnn.com, SINGAPURA - Hubungan bilateral antara China dan Amerika Serikat (AS) berada dalam titik kritis, ujar Menteri Pertahanan China Wei Fenghe.

Ia mengatakan China hanya mencari perdamaian dan stabilitas dan ia meminta Amerika Serikat untuk "memperkuat solidaritas dan menentang konfrontasi serta perpecahan".

BACA JUGA: Jadwal Final Indonesia Masters 2022: Fajar/Rian dan Apriyani/Fadia Ditunggu China

Dia mengatakan China dengan tegas menolak "tuduhan dan ancaman AS" dalam pidato Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Sabtu.

"Kami meminta pihak AS untuk berhenti membatasi dan mencampuri urusan dalam negeri China. Hubungan bilateral tidak dapat membaik kecuali AS dapat melakukan itu," ujar Wei dalam Dialog Shangri-La.

BACA JUGA: Raksasa China Mengamuk, Apriyani/Fadia Kalah Terhormat

Invasi Rusia ke Ukraina telah menjadi pusat perhatian dalam Dialog Shangri-La.

Wei menegaskan bahwa China mendukung pembicaraan damai dan menentang “penyediaan senjata dan penerapan sanksi maksimum”

BACA JUGA: Kota Terkaya China Kembali Diserang Covid-19, Partai Komunis Jatuhkan Hukuman Berat

“Apa akar penyebab krisis ini? Siapa dalang di balik ini? Siapa yang paling dirugikan? Dan siapa yang paling diuntungkan? Siapa yang mempromosikan perdamaian dan siapa yang menambahkan bahan bakar ke api? Saya pikir kita semua tahu jawabannya untuk pertanyaan-pertanyaan ini," kata Wei tanpa membahas atau menyatakan posisi China.

Dalam pidato melalui tautan video pada Sabtu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan para delegasi bahwa invasi ke Ukraina mengancam tatanan berbasis aturan dan menempatkan seluruh dunia dalam bahaya kelaparan serta krisis pangan.

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer Ukraina serta menangkap kelompok nasionalis berbahaya.

Mengatasi masalah Taiwan, Wei mengatakan sikap China terhadap pulau itu tidak berubah. China memandang Taiwan sebagai “salah satu provinsinya”.

Dia mengatakan pemerintah China mencari "penyatuan kembali secara damai" dengan Taiwan tetapi mencadangkan "opsi lain".

"China pasti akan mewujudkan reunifikasinya," kata Wei. "Mereka yang mengejar kemerdekaan Taiwan dalam upaya untuk memecah China tidak akan berakhir dengan baik."

Dia mencatat bahwa China telah berkontribusi pada upaya global untuk memerangi COVID-19.

Upaya China untuk mengembangkan Laut China Selatan juga dilakukan secara damai, kata dia.

"Negara besar dan kecil, lemah atau kuat, semuanya sama," katanya. "Kita harus saling menghormati dan memperlakukan satu sama lain secara setara." (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler