Ini Akibat Jika Wanita Tidak Menjaga Kebersihan Organ Intimnya, Amit-Amit!

Kamis, 07 Juli 2022 – 16:20 WIB
Ilustrasi area intim kewanitaan. Foto:Antara News/Lia Wanadriani Santosa

jpnn.com, JAKARTA - Organ reproduksi wanita harus dijaga agar tetap sehat dan bereproduksi dengan baik.

Jika tidak dilakukan, maka, akan berakibat terganggunya fungsi organ tersebut sehingga menyebabkan sulit hamil dan masalah lainnya.

BACA JUGA: 5 Tips Membersihkan Organ Intim Menurut Dokter Boyke

"Seluruh bagian luar dan dalam dari organ reproduksi ini, termasuk vagina secara konsisten wajib dijaga kebersihannya," kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Andrew Putranagara, dalam bincang sehat yang digelar Siloam Hospitals Agora, Kamis (7/7). 

Karenanya, amat penting mengetahui secara menyeluruh dalam melakukan pola kebersihan organ vagina secara konsisten.

BACA JUGA: Perawatan Organ Intim, Nikita Mirzani: Gue Rawat Tergantung Pemakaian

Organ reproduksi wanita memiliki peran vital dalam menjaga tingkat kesuburan reproduksi dan keseimbangan hormon tubuh. 

Andrew Putranagara mengatakan, organ reproduksi wanita bisa dibagi menjadi bagian luar dan dalam, yaitu bibir vagina (Vulva) terdiri dari labia majora, labia minora, kelenjar bartholin dan klitoris.

BACA JUGA: 3 Bahaya Melumasi Organ Intim dengan Ludah Saat Bermain Cinta

Kemudian, organ intim dan bagian dalam yang terdapat pada leher rahim (serviks), rahim, tuba falopi dan indung telur (ovarium).

Dokter Spesialis Kandungan yang berpraktik tetap di Siloam Hospitals Agora, Cempaka Putih, Jakarta Pusat ini menambahkan, sejumlah gejala yang patut diwaspadai apabila kesehatan organ reproduksi wanita ini terganggu kebersihannya, seperti perubahan warna kulit, bengkak, kemerahan, gatal serta timbul keputihan dahsyat, dan lainnya. 

"Itu dampak jika organ reproduksi tak dijaga kebersihannya," kata Andrew Putranagara. 

Menurutnya, ada beberapa cara menjaga kesehatan reproduksi wanita yang bisa dilakukan. 

Pertama, dengan menggunakan air mengalir. Penggunaan sabun atau pembersih vagina yang tidak sesuai bisa menyebabkan iritasi, karena vagina memiliki kadar keasaman atau Ph sekitar 3,8 sampai 4,5. 

"Sabun dan produk pembersih lainnya bisa mengganggu keseimbangan Ph wanita dan memicu vagina menjadi kering hingga infeksi," kata Andrew Putranagara.   

Untuk itu, dr. Andrew menyarankan agar membersihkan vagina secara berkala dengan air mengalir dan membasuh area ini dengan melakukan dari depan ke belakang guna mencegah bakteri dari anus berpindah ke vagina. 

Kedua, menjaga kenyamanan organ. Hal ini bisa dengan penggunakan celana dalam berbahan katun yang sesuai. Saat siklus haid, mengganti pembalut setiap empat jam merupakan hal yang mutlak.

Lantas mengonsumsi makanan sehat. Pola makan sangat memengaruhi kesehatan reproduksi. Pola makan tidak sehat dan kurang tepat bisa mengganggu kesuburan. Untuk itu, wanita disarankan menjaga pola makan sehat bergizi lengkap dan seimbang setidap hari. 

"Hindari konsumsi makanan berkadar gula berlebihan, makanan olahan, makanan cepat saji, atau segala jenis makanan beku," kata Andrew Putranagara. 

Dia juga menyarankan menghindari tembakau dan alkohol, karena studi menunjukkan, kandungan tembakau pada rokok, termasuk wanita yang merokok dan kerap terpapar asap rokok berisiko tinggi terkena kanker hingga mengalami masalah pada kesuburan (reproduksi).

Selain itu, konsumsi alkohol berlebihan memicu dan memengaruhi kesehatan reproduksi sampai masalah jantung dan pembuluh darah. 

"Hindari keduanya sejak dini karena tembakau pada rokok, alkohol bisa menyebabkan candu dan berdampak pada kesehatan reproduksi," ujar dr. Andrew.

Lanjut dikatakan, jauhi seks bebas karena sangat berisiko tertular infeksi penyakit kelamin, termasuk penyakit HIV/AIDS, klamidia dan gonore.

Sejumlah penyakit ini bisa menyerang organ reproduksi wanita sampai mengganggu kesuburan. Infeksi menular seksual dapat dicegah dengan praktik seks yang aman pun melakukan vaksinasi. 

"Terakhir, dengan mengelola stres dan istirahat cukup," ujarnya. 

Dikatakannya, stres berkelanjutan akibat tekanan pekerjaan maupun rasa tidak nyaman turut berdampak pada kadar hormon wanita. 

Studi dalam penelitian menemukan wanita yang memiliki kadar alfa amilase tinggi (hormon stres yang berhubungan dengan sistem saraf simpatik) memiliki kemungkinan lebih rendah untuk hamil (28 persen lebih rendah) dan memiliki risiko kemandulan 2 kali lebih tinggi. 

"Kadar hormon stres yang sangat tinggi bisa mengganggu proses ovulasi seorang wanita. Stres bisa dikelola dengan melakukan olahraga secara teratur," kata Andrew Putranagara. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler