jpnn.com - MENJADI tuan rumah Liga Desa Indonesia (LIDI) membutuhkan anggaran yang tidak kecil. Namun, nilai yang mencapai miliaran rupiah tersebut, diakui tak sebanding dengan keberhasilan memperkenalkan kota venue tuan rumah kepada seluruh Indonesia.
Ketua Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia (BASRI) Eddy Sofyan menyebutkan, anggaran yang besar sejatinya ada di pihak BASRI, bukan Panpel.
BACA JUGA: Kumpul Perdana Tanpa Supardi, Konate dan Vlado
"Ya, kalau anggaran menyelenggarakan total, ya sekitar Rp 7 miliar. Tapi itu tidak mutlak beban tuan rumah," kata Eddy saat ditemui usai pembukaan LIDI.
Nah, kota tuan rumah, hanya diminta untuk menyediakan akomodasi dan konsumsi para peserta turnamen. Sisanya, menjadi tanggung jawab dari pihak panitia dan tim-tim yang berangkat ke LIDI.
BACA JUGA: Timnas Pelajar Indonesia Sapu Bersih
Basuri Tjahaya Purnama, bupati Belitung Timur yang menjadi venue LIDI berharap pembinaan sepak bola di daerahnya semakin bergairah. Adanya kompetisi semakin membuat pecinta bola di daerah berlomba-lomba membangun tim U-23.
"Kalau mereka belum bisa tembus jalur pro, ini sudah ada yang jalur di level amatir. LIDI ini bisa menjadi penyemangat pembinaan sepak bola di level bawah, di daerah-daerah," ungkap adik Gubernur Jakarta, Ahok, tersebut.
BACA JUGA: Kabar Gembira untuk Para Vicking, Persib Bandung Kumpul Lagi
Basuri juga ingin sektor pariwisata di daerahnya semakin tergenjot karena 13 peserta dan seluruh yang datang ke LIDI, mempromosikan keindahan Belitung. Demikian juga dengan pemberitaan di Media, mampu menyedot minat wisatawan datang ke Belitung. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kabar Gembira untuk Muenchen, Dante Mulai Latihan
Redaktur : Tim Redaksi