jpnn.com, JAKARTA - Banyak orang membuat tato untuk mengekspresikan ide-ide mereka atau menceritakan sesuatu tentang mereka atau apa yang mereka sukai.
Perkiraan menunjukkan bahwa empat dari setiap 10 milenial, usia 18 hingga 20 tahun, memiliki tato. Angka yang sama juga ditemukan pada generasi yang lebih tua, dengan 40 persen dari Gen X, usia 40 hingga 54 tahun, dengan satu atau lebih banyak tato.
BACA JUGA: OMG, Nia Ramadhani Mulai Berani Pamer Tato di Punggung
Beberapa orang memiliki tato pada kulit yang biasanya terlihat, seperti leher dan lengan. Sementara yang lain lebih suka disembunyikan di bawah pakaian mereka.
Namun, ada hal-hal lain yang bersembunyi di kulit mereka setelah membuat tato. Pakar kesehatan mengatakan tato bisa memicu reaksi alergi, yang bisa menyebabkan komplikasi kecil dan bahkan serius.
BACA JUGA: Kisah Sedih di Balik Tato Kembar Sophie Turner dan Joe Jonas
"Anda memperkenalkan benda asing melalui kulit dan itu ada risikonya," kata Shawn Kwatra, asisten profesor dermatologi di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, seperti dilansir laman MSN, Rabu (25/12).
"Terkadang tubuh Anda bisa bereaksi dengan banyak cara yang mungkin tidak pernah Anda pikirkan," jelas Kwatra.
BACA JUGA: Program Bonek Hijrah, Kompak Hapus Tato Gratis di Rumah Sakit
Reaksi alergi bisa terjadi segera atau memakan waktu berminggu-minggu bahkan beberapa dekade setelah mendapatkan tato, menurut American Academy of Dermatology.
Efek negatif dari tato mungkin tergantung pada warna tinta yang digunakan. Orang melaporkan efek samping ringan, seperti kemerahan, bengkak atau gatal, pada tato dengan tinta merah.
Namun, ada laporan bahwa tinta merah menyebabkan reaksi alergi yang serius, termasuk lecet, bercak bersisik, dan keluarnya cairan berair yang disertai dengan rasa sakit yang serius, kemerahan atau gatal-gatal, kesulitan bernapas atau jantung berdetak kencang.
Penggunaan tinta kuning juga bisa menyebabkan efek yang tidak diinginkan. Ini bisa meningkatkan sensitivitas kulit terhadap matahari, yang bisa menyebabkan iritasi.
Dengan tinta yang salah, orang juga bisa mendapatkan neurodermatitis. Kondisi ini menyebabkan seluruh tato menggelembung dan menjadi seperti "kulit tebal dan kasar."
Jika Anda memiliki gen untuk psoriasis, Anda harus memikirkan kembali impian Anda untuk mengabadikan sesuatu yang Anda sukai di kulit Anda. Dermatologis mengatakan bahwa tato bisa memicu perkembangan penyakit.
Sayangnya, tidak ada metode atau alat yang tersedia yang bisa membantu orang memprediksi jika mereka akan memiliki reaksi alergi terhadap tato.
Dermatologis hanya merekomendasikan mendapatkan tes tato yang sangat kecil untuk melihat bagaimana kulit akan merespons tinta.
"Anda mungkin benar-benar normal, benar-benar sehat, tetapi mungkin ada sesuatu tentang pigmen merah yang tidak disukai tubuh Anda," pungkas Crystal Aguh, asisten profesor dermatologi di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins. (fny/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany