jpnn.com, PUTRAJAYA - Partai United Malays National Organization (UMNO) mengusulkan kepada pemerintah untuk melaksanakan pemeriksaan 'post-mortem' korban bencana banjir. Pasalnya, jumlah nyawa yang melayang akibat bencana tersebut adalah yang tertinggi sepanjang sejarah negara tersebut, yakni mencapai 48 orang.
"UMNO ingin menyampaikan takziah kepada keluarga korban banjir yang dinyatakan telah meninggal sejak bencana tersebut melanda beberapa negeri (negara bagian) mulai pertengahan Desember 2021 lalu," ujar Presiden UMNO, Ahmad Zahid Hamidi di Kuala Lumpur, Kamis.
BACA JUGA: Federasi Sepak Bola Malaysia Goda Tatsuma Yoshida untuk Mau Melatih Harimau Malaya
Dengan angka korban yang begitu tinggi dibanding banjir besar yang pernah melanda negara ini 1971 (30 orang) dan 2014 (21 orang), ujar Zahid, Pemerintahan Keluarga Malaysia perlu melaksanakan segera saran Raja Malaysia agar dilakukan pemeriksaan post-mortem bencana banjir.
"UMNO merasa berduka cita karena koordinasi lembaga-lembaga terkait yang sepatutnya aktif digerakkan Oleh Badan Pengurusan Bencana Negara (NADMA) seolah-olah tidak berdaya dan amat lemah sekali dalam menghadapi musibah banjir kali ini, sedangkan NADMA mempunyai panduan penanganan musibah banjir yang komprehensif sejak didirikan pada 2014," katanya.
BACA JUGA: Satu Grup dengan Indonesia di Piala AFF U-23, Malaysia Waspada
UMNO menghargai segala bantuan untuk korban banjir sebagaimana yang diumumkan Perdana Menteri Ismail Sabri yang mencapai hingga RM 61.000 (Rp 209 juta) untuk satu keluarga.
"Diharapkan informasi mengenai kaidah pelaksanaan dan penyalurannya dapat segera diinformasikan kepada rakyat dan dikurangi birokrasinya agar prosesnya dipercepat," katanya.
BACA JUGA: Kritik Penanganan Banjir, Wartawan Malaysia Dipanggil Polisi
UMNO turut menyarankan agar dilakukan sidang khusus parlemen mengenai bencana banjir diadakan untuk memberikan wakil-wakil rakyat mengutarakan pandangan dan keresahan rakyat serta melontarkan program-program untuk membantu pemerintah mencari jalan terbaik menghadapi bencana yang terjadi.
"Kami juga berharap pemerintah dapat mempertimbangkan permintaan rakyat agar dibenarkan mencairkan Kumpulan Uang Simpanan Pekerja (KWSP) secara one-off (sekali) sebanyak RM 10.000 (Rp34 juta) karena rakyat benar-benar berhadapan dengan kesempitan hidup akibat pandemi COVID-19 bukan cuma ditimpa musibah banjir. Ini sesuai dengan ketetapan Majelis Kerja Tertinggi UMNO pada 27 Agustus 2021," katanya. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil