jpnn.com - JAKARTA – Kursi Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk resmi beralih ke Kartika Wirjoatmodjo. Tiko, begitu dia akrab disapa, kini menjadi orang nomor satu bank pelat merah tersebut menggantikan pendahulunya yakni Budi Gunadi Sadikin yang habis masa jabatannya tahun ini.
Budi sendiri sebelumnya terpilih sebagai Direktur Utama Bank Mandiri pada April 2013. Meski belum genap tiga tahun menjabat Direktur Utama, total Budi sudah genap menduduki jajaran direksi selama 10 tahun sejak 2006 sebagai Direktur Micro and Retail Banking Bank Mandiri.
BACA JUGA: Penjualan BBM Eceran akan Diatur
Sepak terjang Tiko di dunia bankir memang tak perlu diragukan lagi. Bank Mandiri juga bukanlah rumah baru baginya. Pria berkacamata itu dulunya pernah menduduki posisi Managing Director Mandiri Sekuritas tiga tahun lamanya dari 2008 hingga 2011 silam.
Namanya makin bersinar saat menduduki posisi Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak 2013 lalu. Tak lama kemudian, Tiko 'pulang ke rumah' saat ditunjuk sebagai Direktur Keuangan sejak 2015 lalu.
BACA JUGA: Kantongi Laba Rp 6,1 triliun, Bank Mandiri Sebar Deviden Rp 261,4 per Lembar
Kini, nama pria kelahiran Surabaya, 18 Juli 1973 lalu itu resmi menjadi dirut bank pelat merah dengan aset mencapai Rp 910,1 triliun tersebut melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) kemarin (21/3).
"Saya rasa tantangan ke depan berat, banyak yang harus saya lakukan untuk membawa Bank Mandiri lebih baik lagi. Ini amanah yang besar," ujarnya usai terpilih sebagai dirut.
BACA JUGA: Gubernur Ikut Terbang Perdana Garuda Jakarta-Silangit
Ke depan, dia berkomitmen untuk terus membawa emiten dengan kode perdagangan BMRI tersebut dapat bersaing di kancah regional. Dengan begitu, lanjutnya, BMRI diharapkan bisa memberikan kontribusi yang lebih besar pada perekonomian di tanah air.
Tiko juga menyebut rencana BMRI untuk 'bermain' di kancah regional diharapkan dapat segera terealisasi. Meski, diakuinya tantangan dari sisi perekonomian, credit quality maupun likuiditaw harus tetap dicermati.
"Yang paling penting kita (BMRI) akan menjadi pemain di level regional dalam waktu yang tidak lama lagi. Ini tentunya cita-cita mulia yang harus saya kawal supaya kita (BMRI) menjadi bank pertama dari Indonesia yang bisa berkiprah di kancah regional," ujarnya mantap.
Selain itu, dia juga menggambarkan arah kinerja Bank Mandiri akan fokus pada segmen bisnis yang selama ini telah dikuasai. "Harus ada arah clear strategi yang mungkin tidak harus sama antara bank-bank BUMN ini. Kedepan dari sisi back office akan banyak self services yang akan membuat penurunan cost," katanya.
Dengan upaya itu, diharapkan cita-cita masyarakat untuk menikmati suku bunga single digit akan terwujud. Situasi makroekonomi yang makin kondusif juga disebutnya akan mendukung upaya penurunan bunga bank hingga single digit.
Kondisi bunga acuan (BI rate) yang telah diturunkan, pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM), serta akan diturunkannya risk free rate membuat Tiko yakin suku bunga single digit akan terealisasi di tahun ini. "Harusnya hingga akhir tahun bisa positif," tambahnya.
Dia juga menyebut BMRI akan berupaya memperkuat posisi sebagai pemain utama dalam rangka national payment gateway. Hal itu juga didorong oleh komitmen BMRI untuk memperkuat posisi pembayaran non tunai.
Beberapa upayanya yakni memaksimalkan penetrasi pembayaran non tunai seperti e-toll yang kemarin (21/3) telah diresmikan. Penyatuan ATM Himbara atau yang disebut ATM Merah Putih juga diharapkan bisa makin terintegrasi.
Upaya tersebut juga diperkuat dengan terpilihnya Rico Usthavia Frans yang sebelumnya menjadi Senior Executive Vice President Transaction Banking yang kini duduk di jajaran direktur perseroan. Rico menggantikan Sentot A. Sentausa yang habis masa jabatannya. (dee/gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BGS Lengser, Bank Mandiri Punya Bos Baru
Redaktur : Tim Redaksi