jpnn.com, MEDAN - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar seminar Pengembangan Pariwisata Sumatera Utara di Hotel Aryaduta, Medan, 25 November 2017.
Seminar ini ditujukan untuk menggerakkan perekonomian daerah melalui pariwisata.
BACA JUGA: Arief Yahya Imbau Hotel dan Penerbangan Beri Diskon Khusus
Dalam seminar ini menghadirkan pembicara anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Komisi X Sofyan Tan, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Tazbir, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara Elisa Marbun, pelaku UKM Bobi Chandra dan aktivis Nurhalim Tanjung.
Sofyan Tan dalam sambutannya mengatakan, Indonesia beruntung Presiden Joko Widodo memilih Menteri Pariwisata bukan berasal dari Bali. Sehingga, lanjut Sofyan, dalam kebijakannya, tidak hanya terfokus pada pengembangan Bali saja.
BACA JUGA: Catat! Ada Ruggedian Asia Obstacle Fun Race 2018 di Batam
"Kita ini beruntung punya Menteri Pariwisata Arief Yahya. Karena beliau ini tahu betul potensi-potensi pariwisata di Indonesia. Beliau tidak hanya terfokus mengembangkan Bali, tapi justru menciptakan 10 Bali Baru dari daerah lainnya," ujar Sofyan Tan, Sabtu (25/11).
Sofyan menjelaskan, secara geografis, Sumatera Utara memiliki posisi yang sangat strategis karena berada di jalur palayaran internasional Selat Malaka yang dekat dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand. Menurutnya, percepatan infrastruktur kunci kesejahteraan Sumatera Utara baik itu pelabuhan, bandara maupun jalan tol.
BACA JUGA: Kemenpar Gelar Penguatan Jejaring Wisata Labuan Bajo
"Di dalam penataan kawasan, pembangunan infraktruktur penunjang seperti hotel, restoran dan memperbanyak atraksi wisata serta peningkatan kemampuan SDM harus dilakukan Sumatera Utara," ujar Sofyan.
Sofyan menambahkan, Sumatera Utara saat ini juga memiliki 10 proyek strategis nasional di Sumatera Utara. Salah satunya percepatan infrastruktur transportasi, listrik, dan air bersih untuk 10 kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) prioritas Danau Toba.
"Pengembangan sektor pariwisata ini perlu didukung bukan hanya oleh kesiapan akses transportasi seperti bandara dan jalan, tapi perlu juga dilakukan penataan kawasan, pembangunan infraktruktur penunjang. Seperti hotel, restoran dan memperbanyak atraksi wisata serta peningkatan kemampuan SDM dan tidak kalah pentingnya adalah budaya," tutur Sofyan.
Perkembangan pariwisata Indonesia terkini, lanjut Sofyan, yakni jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Agustus 2017 mencapai 1,35 juta wisman. Dengan capaian ini optimis target 15 juta wisman akhir tahun 2017 akan terlampaui.
“Pertumbuhan pariwisata Indonesia sangat tinggi. Mencapai 22,4% per tahun dan menjadi top 20 in the world. Untuk menjadi world class destination kami akan menggunakan standar dunia terutama unsur Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas (3A). Unsur atraksi, sudah menuju ke arah sana bahkan memiliki keunggulan terutama dalam hal nature, culture, dan manmade," tambah Sofyan.
Sementara, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Tazbir mengatakan, banyak sekali tujuan wisata yang ada di Sumatera Utara. Bahkan, masyarakat Sumatera Utara beruntung memiliki icon Danau Toba yang brand-nya sudah sangat kuat.
"Apabila pemerintah Sumut serius menggarap sektor pariwisata ini bukan tidak mungkin akan sesukses Bali. Karena Sumut punya Danau Toba. Yang perlu dilakukan pemerintah adalah bagaimana membangun sarana dan prasarana untuk kepentingan pariwisata tersebut," ujar Tazbir didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Kemenpar, Eddy Susilo.
Tazbir menambahkan, apabila sarana dan prasarana sudah tersedia semua bukan tidak mungkin pariwisata akan maju dan memberikan pendapatan daerah yang cukup besar. Tazbir menegaskan, sarana dan prasarana merupakan ruh dalam pembangunan dan menuju kejayaan, makanya pemerintah melakukan pembangunan.
"Selain itu, harus ada pengembangan destinasi. Yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pariwisata. Ini untuk meningkatkan daya saing pariwisata nasional. Lalu ada peningkatan promosi pariwisata Indonesia melalui berbagai media (digital dan konvensional) di dalam dan luar negeri," papar Tazbir.
Kementerian Pariwisata saat ini serius mendorong pengembangan destinasi wisata potensial khususnya Sumatera Utara dan Danau Toba sebagai icon. Sebab itu, pengembangan wisata alam, budaya dan sport serta wisata MICE (Meeting Incentive Conference & Exhibition) di Sumatera Utara lebih mudah.
"Danau Toba merupakan destinasi wisata yang telah dikenal sejak lama, sehingga relative lebih mudah dibranding baik itu alamnya, budayanya, bahkan wisata MICE-nya," pungkas Tazbir.
Kementerian Pariwisata yang dikomandoi Arief Yahya mempercepat pengembangan berbagai destinasi wisata di Sumatera Utara dengan ikon Danau Toba sehingga akan makin banyak wisatawan lokal dan mancanegara berkunjung ke provinsi itu.
"Provinsi Sumatera Utara memiliki banyak objek wisata yang menarik dan perlu dikembangkan, apalagi sudah terbentuk Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya mengatakan, badan itu bertugas mempercepat proses pembangunan Danau Toba yang masuk dalam 10 destinasi prioritas nasional. Dengan adanya badan otoritas tersebut, ditambah dengan makin banyaknya rute penerbangan langsung menuju Bandar Udara Internasional Kuala Namu, serta Bandar Udara Silangit dan Bandar Udara Sibisa, maka jumlah wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung ke kawasan itu akan bertambah.
"Konsep 3A yakni Atraksi, Akses, dan Amenitas harus terus digenjot di level implementasi. Khusus untuk menambah Akses, membuka pintu lebih banyak wisman ke Indonesia. Tentu ini akan menaikkan volume wisman menuju Medan, Sumatera Utara, dengan ikon Danau Toba,” jelas Menpar Arief Yahya.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cirebon, Tuan Rumah Penyelenggaraan WICF 2018
Redaktur : Tim Redaksi