Ini Dua Kemungkinan Penyebab Pesawat TNI AU Jatuh di Malaysia

Senin, 16 Maret 2015 – 06:06 WIB
Dua awak Jupiter Aerobatic Team (JAT) TNI-AU yang menyelamatkan diri dengan kursi pelontar. FOTO: (Ow Eng Tiong/AP Photo)

PETALING JAYA - Dua pesawat Jupiter Aerobatic Team (JAT) TNI-AU kemarin (15/3) mengalami kecelakaan di udara dalam sesi geladi resik Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA) Exhibition Malaysia. Dua pesawat jenis KAI KT-1B Woongbi itu bersenggolan di udara hingga jatuh. Empat personel di dua pesawat buatan Korsel itu, yakni dua pilot dan dua kopilot, berhasil selamat setelah menekan tombol kursi pelontar.

The Star melaporkan, insiden itu terjadi pukul 14.00 waktu setempat. Api dan asap terlihat selama tabrakan di atas Bandara Internasional Langkawi. Puing-puing pesawat ditemukan tersebar di area hutan di tepi bandara. Salah satu kursi pesawat ditemukan di dekat sebuah rumah. Akibat kecelakaan itu, setidaknya dua rumah terbakar.

Sesuai dengan kronologi dari TNI-AU, awalnya enam pesawat bermanuver. Namun, di tengah aksi tersebut, tiba-tiba dua pesawat bersenggolan.

Kerusakan parah tak terhindarkan. Empat personel kedua pesawat berhasil menekan tombol kursi pelontar. Keempatnya sempat keluar dari pesawat sebelum kedua pesawat jatuh. Keempat personel lalu dilarikan ke rumah sakit.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto menyatakan, penyebab dua pesawat itu bersenggolan masih diselidiki. "Namun, ada beberapa prediksi," ucapnya.

Misalnya, tabrakan disebabkan empasan angin yang kuat atau malah karena kedua pesawat memang terlalu dekat. Nanti ada tim yang dibentuk untuk mengetahui bagaimana kecelakaan tersebut bisa terjadi. "Penyelidikan masih berlanjut," ucap Hadi.

Yang pasti, dalam proses geladi bersih untuk terbang bermanuver itu, salah satu pertimbangannya seharusnya cuaca yang mendukung. Bila cuaca tidak mendukung, tentu seharusnya latihan tersebut tidak dilakukan. "Ini masih sekadar prediksi, masih perlu penyelidikan yang mendalam," tutur dia.

Selanjutnya, hasil penyelidikan kecelakaan pesawat itu digunakan sebagai evaluasi. Targetnya, potensi kecelakaan pesawat saat bermanuver bisa diperkecil. "Semoga tidak ada lagi kecelakaan," harapnya. (idr/fid/JPNN/c9/sof)

BACA JUGA: Proses Penangkapan Nenek Asyani Sembarangan?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Bocoran Luhut tentang Sikap Istana pada Australia soal Bali Nine


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler