Ini Empat Partai yang Diserang Kampanye Negatif

Rabu, 02 April 2014 – 14:42 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Riset Lingkar Survei Indonesia (LSI) menyatakan kampanye negatif jelang pemilihan umum legislatif (Pileg) 2014 lebih sering dan keras dibanding Pemilu 2009. Nah, dari survei itu diketahui empat partai besar yang sering diserang kampanye negatif adalah Golkar, PDIP, Demokrat dan Gerindra.

Menurut periset LSI, Adjie Alfaraby, empat partai besar itu diserang dengan berbagai macam kampanye negatif mulai dari kebiasaan tokoh parpolnya hingga isu korupsi dan kejahatan hak azazi manusia (HAM) di masa lalu.

BACA JUGA: Giliran HMI Goyang Jokowi

"Golkar didera kampanye negatif perjalanan Ketua Umumnya (Aburizal Bakrie) ke Maladewa, bersama romongan politisi dan artis. Kasus ini ramai diperbincangkan di media sosial maupun konvensional cetak dan elektronik," kata Adjie dalam paparan survei di kantor LSI, Jakarta Timur, Rabu (2/4).

Lain Golkar lain lagi PDI Perjuangan. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu diserang kampanye negatif "pengkhianatan" perjanjian Batu Tulis dan "ingkar janji" Joko Widodo (Jokowi), calon presiden PDIP soal 5 tahun jadi Gubernur DKI Jakarta.

BACA JUGA: BMKG Targetkan Waktu 3 Menit Sampaikan Peringatan Tsunami

"Juga isu korupsi ratusan busway (Trans Jakarta) karatan di Jakarta di bawah Gubernur Jokowi. Jokowipun digambarkan jadi "pinokio" yang hidungnya bertambah panjang karena berbohong," jelas Adjie.

Nah, Partai Gerindra terus dibayangi dan tak bisa melepas memori publik soal masa silam Ketua Dewan Pembinanya, Prabowo Subianto dalam kasus penculikan aktivis 1998. Sedangkan partai Demokrat yang selama ini diserang isu korupsi kembali memasuki babak baru drama korupsinya.

BACA JUGA: Senang Tengkar Bikin Partai Islam Pecah

"Di mana mantan Ketua Umumnya Anas Urbaningrum terus mencicil tuduhannya soal penggunaan dana Century dalam kampanye Pemilu 2009," ulasnya.

Survei ini dilakukan LSI 22-26 Maret 2014. Penelitian menggunakan metode multistage random sampling, 1.200 responden di 33 provinsi, dengan teknik wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin eror 2,9 persen.

Hasil 83,5 persen responden menilai kampanye negatif di Pemilu 2014 lebih sering dan keras dibanding Pemilu 2009. Kemudian 64,2 persen responden memandang kampanye negatif penting agar mereka tahu track record kandidat caleg dan partai yang akan mereka pilih. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PNS Sering Bolos Wajib Dipecat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler