jpnn.com - Salah satu karya superlaris Agatha Christie ini kali pertama dipublikasikan sebagai buku pada 1934. Sebelumnya berupa tulisan enam seri yang diterbitkan Saturday Evening Post, AS, pada 1933.
Didedikasikan untuk M.E.L.M. Arpachiyah. MELM adalah suami kedua Christie, Max Edgar Lucien Mallowan. Lalu, Arpachiyah adalah wilayah di Irak yang diyakini sebagai tempat Christie menulis cerita ini.
BACA JUGA: Murder on the Orient Express: Bertabur Bintang, Biasa Saja
Cerita terinspirasi dari kasus Lindbergh. Sebuah kejadian nyata yang mengejutkan mengenai penculikan bocah 20 bulan anak tokoh internasional, Charles Lindbergh, dengan nilai tebusan USD 50 ribu. Tebusan itu dibayar, tapi sayang putra Lindbergh tak pernah kembali.
Inspirasi lainnya adalah kecelakaan pada 1929 ketika Orient Express terjebak badai salju selama enam hari di Çerkezköy, Turki.
Pada 1974, novel ini untuk kali pertama dijadikan film yang disutradarai Sidney Lumet dan dibintangi Albert Finney sebagai Hercule Poirot. Film ini menduduki posisi sebelas film terlaris sepanjang masa.
Pada 2015, Murder on the Orient Express berada di posisi kedua dalam survei internasonal daftar buku Christie yang paling disukai. Posisi pertama ditempati And Then There Were None dan di tempat ketiga ada The Murder of Roger Ackroyd. (fam/c11/ayi)
Redaktur & Reporter : Adil