Ini Fasilitas \'Istimewa\' di Pengadilan Tipikor Jelang Kehadiran Boediono

Kamis, 08 Mei 2014 – 19:43 WIB
Petugas memasang filter kaca di Pengadilan Tipikor Kuningan, Jakarta, Kamis (8/5). Petugas keamanan juga memeriksa ruang sidang dan areal sekitar pengadilan jelang kehadiran Wapres Boediono pada Jumat (9/5) sebagai saksi di sidang century dengan terdakwa Budi Mulya. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Rencana kedatangan Wakil Presiden Boediono sebagai saksi dalam sidang perkara kasus dugaan korupsi pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek(FPJP) dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik pada Jumat, (9/5) membuat Pengadilan Tindak Pidana Korupsi bersolek. Pengadilan yang terletak di bilangan Kuningan Jakarta ini seolah disulap menjadi "istimewa" untuk menyambut kedatangan orang nomor dua di pemerintahan Indonesia itu.  

Beberapa petugas KPK dan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang membawahi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi tampak sibuk sejak Rabu (7/5) lalu. Satu persatu fasilitas mahal mulai dihadirkan di ruang sidang pengadilan yang sebenarnya sudah tampang usang itu.

BACA JUGA: Kesaksian JK Mengkonfirmasi Kesalahan Boediono-Sri Mulyani

Berdasarkan pantauan JPNN sejak Rabu sore kemarin, ruang sidang lantai I Gedung Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta yang biasanya panas dan pengap karena pendingin udara tak berfungsi dengan baik, kini menjadi lebih dingin dari biasanya. Ya, secara khusus petugas menghadirkan AC berukuran jumbo di ruangan yang nantinya digunakan untuk mendengar keterangan Boediono itu.

Mereka memasang tiga pendingin ruangan baru berlogo KPK yang ditempatkan di belakang kursi Jaksa Penuntut Umum KPK beracara.

BACA JUGA: Moeldoko: Atasi Persoalan Perbatasan dengan Pendekatan Kesejahteraan

Tak hanya itu, di luar ruang sidang, petugas juga memasang pendingin ruangan yang juga berfungsi sebagai penjernih udara. Tepatnya di ruang tunggu jaksa penuntut umum yang rencananya akan digunakan sebagai ruang tunggu untuk Boediono. Boediono akan menunggu di ruangan itu sebelum dipanggil ruang sidang untuk bersaksi bagi mantan koleganya di Bank Indonesia.

Pendingin ruangan saja tampaknya tak cukup dalam persiapan ini. Agar Boediono dapat nyaman duduk di ruang tunggu, juga disediakan empat kursi sofa empuk berwarna hitam serta satu kursi khusus lainya yang diperuntukan untuk duduk Boediono.

BACA JUGA: Istana Hormati Keputusan Boediono Bersaksi di Sidang Skandal Century

"Kursi yang untuk pak Boediono nanti dikeluarin. Posisinya nanti ditempatkan di ujung depan pendingin udara," kata petugas tersebut.

Tak hanya ruang tunggu. Toilet pria di lantai 1 rencananya akan disterilkan juga. Khusus dipakai hanya oleh Boediono. Yang boleh dipakai adalah toilet khusus perempuan yang bersebelahan dengan pria. Bagi pengunjung sidang pria yang ingin menggunakan toilet harus naik dulu ke lantai dua maupun lantai dasar gedung Pengadilan Tipikor.

"Yang laki-laki harus di toilet lantai 2, kami sudah diperintahkan untuk menjaganya," lanjutnya.

Sementara itu, untuk mengantisipasi membludaknya pengunjung sidang, pihak pengadilan bersama KPK juga telah menyiapkan tiga layar datar berukuran besar dan sedang. Di ruang sidang lantai 2, rencananya, akan dipasang layar datar berukuran 63 inci. Sementara di lobi lantai dasar gedung akan dipasang layar proyektor lengkap dengan speaker-nya. Selain itu,televisi berukuran 24 inci juga rencananya akan diletakkan di depan atau teras Gedung Pengadilan Tipikor.

Untuk lebih detail mempersiapkan semua fasilitas demi Boediono ini, pengadilan juga memberlakukan aturan khusus jadwal sidang pada Kamis(8/5) . Sidang hanya boleh sampai pukul 15.00 WIB. Padahal, biasanya sidang di hari Kamis sangat padat hingga larut malam. Hakim harus pintar-pintar membagi waktu sehingga bisa menyelesaikan sidang dan mempersilakan paspampres untuk melakukan sterilisasi serta persiapan pengamanan sidang Budi Mulya.

Pemandangan ini jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Pengadilan Tipikor sehari-harinya. Misalnya, pendingin ruangan hampir tak terasa. Apalagi jika, digelar sidang-sidang besar. Jumlah pengunjung yang melebihi kapasitas membuat ruang sidang menjadi panas dan pengap. 

Terkadang saat listrik padam, pengadilan tidak cukup memiliki genset sehingga sidang berlangsung dalam keadaan remang-remang ditemani beberapa batang lilin. Semua terdakwa dan saksi mendapat perlakuan sama. Ruang tunggu yang sama, kursi yang sama.

Pada Rabu kemarin Juru Bicara KPK Johan Budi mengaku tidak ada perlakuan istimewa untuk Wapres Boediono. Fasilitas-fasilitas itu, kata dia, disediakan atas permintaan pengadilan.

"Itu pendingin ruangan atas permintaan pengadilan. Kami hanya memfasilitasi. Itu kami sewa. Semua sama, tidak ada yang khusus," kata Johan. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Temui Ketum Kadin, Pramono Edhie Bahas Ekonomi Terkini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler