JAKARTA - Kepolisian akan menindak pemudik motor yang membawa anak kecil. Tidak menutup kemungkinan, polisi akan menurunkan paksa, jika mendapati kondisi anak mengenaskan.
"Setelah dicek tidak aman atau mengganggu keselamatan diri dan anaknya terganggu, ya kami turunkan," kata Kepala Korp Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Inspektur Jenderal (Irjen) Condro Kirono, seusai melepas rombongan mudik bersama Jamu Gendong di Gedung NTMC Jakarta kemarin (7/8).
Nantinya, lanjut Condro, anak dan ibunya akan diminta turun dan disarankan untuk menggunakan kendaraan umum. "Bapaknya terserah kalau mau naik motor," imbuhnya.
Selama ini, pihaknya mengaku prihatin melihat kondisi anak-anak yang ikut mudik menggunakan motor. Dengan posisi duduk yang sempit dan tidak nyaman, anak-anak harus berdesak-desakan dalam waktu yang lama.
"Anaknya ditaruh di depan, bapaknya di belakang. Anaknya jadi tameng kena angin, panas, debu," terangnya.
Dia memastikan pengawasan dan pengecekan tersebut akan dilakukan secara konsisten. Sebab, saat ini Polri sudah memiliki rest area sendiri. Selain untuk beristirahat, rest area tersebut berfungsi mengecek kelayakan pemudik yang menggunakan kendaraan motor. "Termasuk kalau motor tidak layak, kami sudah sediakan bengkel gratis di situ," ungkapnya.
Condro Kirono juga mengimbau pemudik untuk menggunakan kendaraan umum dan menghindari menggunakan motor. Terlebih, Kementerian Perhubungan banyak membuat program mudik gratis, serta menambah armada angkutan umum. Dia menilai, mudik menggunakan motor sangat berisiko.
Sementara itu, Sekjen Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda mengapresiasi kebijakan Polri tersebut. Selain menyengsarakan anak, tingkat kecelakaan saat mudik menggunakan kendaraan bermotor juga besar. "Kalaupun anaknya selamat, tapi orang tuanya meninggal kan kasihan juga," terangnya.
Berdasar data yang dimiliki KPAI, ada 36 anak yang menjadi korban kecelakaan saat masa mudik Lebaran 2014. Dan enam lainnya harus berpisah dengan orang tuanya. Karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk menjadi orang tua yang bijak. Masalahnya, kondisi fisik dan mental anak-anak berbeda dengan orang dewasa.
Kalaupun terpaksa harus menggunakan motor, Erlinda meminta orang tua untuk tidak membawa banyak barang bawaan dan banyak beristirahat. "Yang dijadikan ukuran capek atau tidaknya itu fisik anaknya," terangnya mengingatkan.
Selain itu, dia juga meminta pemerintah untuk memfasilitasi hiburan untuk anak-anak di titik-titik rest area. "Tidak perlu mewah, yang penting cukup untuk membuat anak-anak bisa senang," pungkasnya. "Juga obat-obatan anak," imbuhnya. (far/end)
BACA JUGA: DPD Usul Bangun Jalan Tol Khusus Motor, Setuju nggak?
BACA JUGA: Fahri Bilang Ruki dan Indriyanto Sebut UU KPK Jahiliyah
BACA JUGA: Politik Dinasti Dibiarkan, Korupsi di Daerah Bakal Meningkat
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bagaimana Kita Bisa Hadang Politik Dinasti?
Redaktur : Tim Redaksi