Ini Inovasi Baru, Alat Deteksi Covid-19 Lewat Bau Keringat Ketiak

Selasa, 23 Februari 2021 – 06:30 WIB
Ilustrasi Covid-19. Grafis: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari dan A.Yani Surabaya akan mengunakan i-nose c-19 untuk screening awal Covid-19.

Alat ini merupakan alat screening Covid-19 melalui bau keringat ketiak (axillary sweat odor) hasil inovasi guru besar ITS.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Haris Sebut Jokowi Lebih Buruk dari SBY, FPI Bergerak Lagi, Bima Arya Bereaksi Keras

Masing-masing RS mendapatkan dua alat yang akan diletakan di lobby RS dan di ruang perawatan.

Ketua Yarsis, Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA dalam sambutannya mengatakan, alat tersebut tidak menggantikan tes PCR tapi sebagai screening atau deteksi awal.

BACA JUGA: 11 Orang Positif Covid-19, Kantor Pengadilan Agama Garut Tutup

"Sebagai RS berbasis pendidikan kami harus mendukung inovasi di bidang kesehatan. Untuk itu alat yang dikembangkan Prof Ryan ini akan menjadi deteksi awal Covid-19," ujar Prof Mohammad Nuh.

Menurutnya, alat ini akan membantu bagi para penunggu pasien yang harus melakukan screening terlebih dahulu.

BACA JUGA: Nakes di Jateng Terlindungi Setelah Menerima Vaksin Covid-19

"Alat ini sangat terjangkau biayanya 10 ribu rupiah, bagi masyarakat alat dengan harga terjangkau ini akan sangat membantu," imbuhnya.

Dia mengungkapkan, screening ini cukup aman karena tidak menular dan hasil bisa didapatkan dengan waktu 2 sampai 3 menit.

Mohammad Nuh menegaskan, alat ini bukan sebagai penganti PCR, tapi hanya untuk screening awal secara cepat.

"Alat ini tidak bisa mengantikan kalau memang diperlukan masih harus melakukan tes PCR," ungkapnya.

i-nose c-19 adalah merupakan alat screening Covid-19 pertama di dunia yang mendeteksi melalui bau keringat ketiak (axillary sweat odor).

Cara kerja i-nose c-19 ialah mengambil sampel dari bau keringat ketiak seseorang dan memprosesnya menggunakan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Alat i-nose c-19 sendiri menyerupai scanner yang dioperasikan dengan mudah. Opeator cukup menggunakan sarung tangan dan masker sebagai perlindungan dasar.

Keringat ketiak merupakan non-infectious, yang berarti limbah maupun udara buangan i-nose c-19 tidak mengandung virus Covid-19.

Setelah menjalani screening, pasien akan mendapatkan hasil dalam bentuk reaktif atau nonreaktif, yang dikirim ke alamat surel. Jika reaktif maka dianjurkan untuk melanjutkan tes swab PCR.

Selain itu, alat ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan teknologi screening Covid-19 lainnya.

Sampling dan proses berada dalam satu alat, sehingga seseorang dapat langsung melihat hasil screening pada alat tersebut Hal ini tentunya menjamin proses yang lebih cepat. (ngopibareng/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler