jpnn.com, WAKATOBI - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan Wakatobi di Sulawesi Tenggara akan punya atraksi berkelas internasional pada 2019 mendatang. Hal itu sebagai upaya agar pada 2019 ada 500 ribu wisatawan mancanegara berkunjung ke kabupaten pemilik taman laut dengan keindahan luar biasa itu.
Hal itu terungkap dari laporan mingguan person in charge (PIC) Wakatobi Pokja 10 Destinasi Prioritas Kemenpar Ari Surhendro. “Sebagai satu dari sepuluh destinasi pariwisata prioritas, paling lambat tahun 2019 Wakatobi sudah mempunyai atraksi berkelas internasional. Atraksi meliputi DTW (daya tarik wisata, red) alam, DTW budaya dan DTW buatan,” ujar Ari.
BACA JUGA: Wisata Halal Semakin Bergairah, Aceh Terus Berbenah
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Wakatobi juga memiliki program untuk menjaring sebanyak-banyaknya wisman. Antara lain melalui pola IFA atau imagine – focus – action dan start from the end.
Pada 26-28 Maret 2917, Wakatobi menggelar Festival Pulau Tukang Besi di Pulau Binongko. Festival itu merupakan rangkaian kegiatan CoE Wakatobi 2017.
Sedangkan pada 27-29 Maret 2017 ada pelatihan pengelolaan usaha travel and tour. “Pesertanya utusan dari semua tour operator, agen perjalanan dan dive operator di Wakatobi,” sebut Ari.
BACA JUGA: Kemenpar Gelar Apresiasi Sadar Wisata Tingkat Nasional
Khusus untuk pengembangan aksesibilitas, memang ada jalur laut dan udara. Namun, salah satu prioritas saat ini adalah pengembangan bandara internasional. “Paling lambat tahun 2019 Wakatobi sudah mempunyai bandara internasional,” sambung Ari.
Karenanya, Kemenpar dalam Rakornas Pariwisata I Tahun 2017 di Jakarta pada 30-31 Maret 2017 juga menggelar workshop bertopik Peningkatan Konektivitas di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas. Workshop-1 untuk udara, Workshop-2 untuk darat, sedangkan Workshop-3 untuk laut.
BACA JUGA: Menpar Promosi Surga Bawah Laut Indonesia di Singapura
“Ini sangat cocok dengan critical issue di Wakatobi,” katanya.
Sementara untuk amenitas, Wakatobi ditargetkan pada 2019 sudah memiliki international chain hotel. Di samping itu, amenitas lain yang dikebut di Wakatobi adalah prasarana umum seperti listrik, air, pengolahan limbah, telekomunikasi, hingga perbankan, rumah sakit, polisi pariwisata, toilet, parkir, dan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). “Di Wakatobi ada tiga SPBU,” sebutnya.
Selain itu, fasilitas pariwisata seperti akomodasi, restoran, tourist information service (TIS), papan informasi dan suvenir juga dikebut. “Juga program homestay,” paparnya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyebut akses Wakatobi akan semakin terbuka ketika flight Denpasar-Wangi Wangi mulai diterbangi Garuda Indonesia atau maskapai lain dalam jangka pendek. Bandara Ngurah Rai di Bali untuk sementara dijadikan hub ke Wakatobi karena wisatawan underwater sudah landing di Pulau Dewata. "Itu critical akses jangka pendek," ucap Menteri Arief.
Sedangkan untuk jangka menengah dan panjang adalah menaikkan status Bandara Matahora menjadi international airport. Dengan demikian, Wakatobi bisa dijangkau dengan penerbangan dari luar negeri tanpa harus transit.
"Kalau ingin menjadi destinasi kelas dunia, harus bisa diterbangi oleh maskapai langsung dari negaranya, tidak perlu transit. Dan begitu dijadikan destinasi prioritas, maka tidak ada pilihan, airport nya juga harus international," ucap Menpar Arief Yahya yang mantan Dirut PT Telkom itu.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenpar Gelar Table Top di Dua Kota Besar Vietnam
Redaktur : Tim Redaksi